"Enggak!"
"Syukurlah. Aku kira kamu menolak cintanya! Aku juga sering dengar kalau sekarang siswa dan guru seringkali bermasalah. Atau dia butuh tumpangan? Sekolah juga sudah sepi!"
"Al, jangan berpikir untuk kasih tumpangan. Aku enggak mau satu mobil sama dia!" Kamu memilih mengabaikan siswa tersebut dan memilih membuka pesan masuk di ponselmu. "Al, kita ke rumah sakit saja, ya."
"Ada apa?"
"Ayah sekarang ada di rumah sakit!"
***
Kamu masih saja terdiam dengan tangan mengepal erat. Guratan-guratan amarah di wajahmu terlihat jelas. Kamu mendongak dan tersenyum paksa saat Alva mengenggam tanganmu.
"Kalian pulang saja. Al, Om titip Arimbi, ya. Besok siang kalian datang dan jemput Ayah."
Kamu menggeleng. Menarik tanganmu dari genggaman Alva dan memeluk ayahmu. Kamu menyembunyikan wajahmu di ceruk ayahmu.
"Ayah enggak papa. Ayah cuma butuh istirahat!"
Wajahmu kini sudah basah dengan air mata. "Ayah tahu, kan, kalau Arimbi cuma punya Ayah?"