Mohon tunggu...
Affan ijaya
Affan ijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

jadilah diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kajian Batar Atas Al Quran dalam Ontologis Islam

17 Oktober 2022   00:00 Diperbarui: 17 Oktober 2022   00:49 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Seorang usuliyin mengartikan Al-Qur’an secara sepesifiknya saja. Contoohnya seorang  yang bernama  hanafiyyah, Ab Zayd al-Dab. Dia wafad pada tahun 430 Hijriyah/1039 Mesehi.Ulama ini mendefinisikan Al-Qur’an sebagai berikuArtinya : kitabullah  adalah sesuatu yang dinukilkan keoada kita diantara duasisi mushaf berdasarkan huruf huruf tujuh yang dikenal.ia dinukilan secara mutawatir.

Adapun dari golongan Syafi’iyah yaitu al-Saman wafad pada 489 H/1096 M yang mengartikan Al-Qur’an sebagai berikut Artinya Al-Qur’an ialah sesuatu yang dinukilkan kepada kita dengan cara mutawatir.,dengan cara mengetaui pengetahuan yang pasti,tidak tercampur keraguan dan syubhat.dan Al-qur’an ini diantara dua sisi mushaf.

Tokoh Syafi,iyyah adalah al-Ghazz  wafad pada tanggal  505 H/1111M.dalam kitabnya al -Mushaf.kitabnya sama persis dengan Ab Zayd al-Dab. Kitab mushaf  ini dalam  arti al-Qur’an menunjukan kehati hatiannya dalam merowayatkan AlQur’an.Al-Ghaz I tidak memasukan sisi kemukjizatannya dalam definisi  Al-Qur’an karena  menunjukan kebenaran rosul,bukan dari pembuktian ayat sebagai bagian Al-Qur’an.[6]

Setelah  abad ke 18 H muncul kecenderungan saat mengartikan Al-Qur’an sesempurna mungkin.Sebagai contohnya dapat dari Abd al-Wahh b Khall. Dia mengimpunsemua dari kekususan Al-Qur’an menjadi bagian dari arti Al-Qur’an.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimmpulkan bahwa epistemologi Al-Qur’an menjadi sumber hukum  islam karena metode atau proses periwayatannya secara mutawatir. Sementara Ontologis melihat hakikat wujud  Al-Qur’an yang hakiki dalam bentuk tes diantara dua sisi mushaf yaitu dari surat al fatikah sampai surat an nas.      Teks disini bermakna wujud dalam tulisan yang dapat dirujuk untuk menimbang tafsiran yang dilakukan orang. Aksiologi yang membicaraan manfaat atau tujuan . Manfaat dari Al -Qur’an adalah sebagai petunjuk atau sebagai pelajaran kepada umat di Dunia, baik di dunia Timur maupun didunia Barat.

  •  Ontologi Kajian Keislaman

Sebelumnya telah dibahas tentang epistemologi. Epistemologi sebagai kajian ilmiah dan kajian keislaman menjadi rumit karena keberadan wahyu sebagai sumber ilmu. Sumber ilmu, bisa kita dapatkan  dengan melalui berbagai metode atau berbagai proses yang sangat lama ilmu. Keberadan Al-Qur’an sendiri sebagai sumber pengetahuan yang menjadi pembeda antara kajian keislaman dengan kajian yang lainnnya. Dari sinilah penulis memilih dua katagoti yaitu ilmu intelektual (rasional) dan ilmu keislaman.[7]

Ojek material ilmu intelektual adalah secara rasional dan secara empiric,maka objek  material ilmu ilmu keisalaman  yaitu secara tekstual,yang bersumber dari Al-Qur’an. Masalahnya didalam Al-Qur’an isinya tentang makro(alam Semesta seperti Langit,Bumi,Lautan,Daratan) dan mikro kosmos (Manusia).

Ontologi Kajian keislaman adalah suatu realitas  teks Al-Qur’an yaitu Pengetahuan yang benar nyata  yang diperoleh dari teks Al-Qur’an.Karena islam sendiri mengajarkan Al-Qur’an.Jadi suatu kajian dapat dikatakan islami harus dilakukan dengan cara prefektif Al-Qur’an. Ontologinya  adalah ralitas fisik dan metafisik.

Ajaran islam ada dengan membaca Al-qur’an  dengan teks atau ayat- ayat Al-Qur’an.Didalam Al-Qur’an terdapat ayat tentang perintah dan larangan,maka untuk mengetahuinya kita mengunakan  metode epistemology bayn.Maksudnya dengan mengunakan ijtihad dalaam memahami teks keagamaan didalam wilayahnyasendiri. Ajran agama Islam mempelajari ayat yang menjadi kaidah universal,maka digunakan pendekatan epistemology burh n. Pendekatan burh ndengan mengunakan metode ilmu rasional dengan dasar epistemologisnya.Keduannyaa mengunakanan pendektan yang objeknya sama yaitu teks Al-Qur’an.

Kedua Pendekatan epistemologi diatas. Ontologi kajiaan Keislaman adalah realitas teks Al-Qur’an. Ontologi yang didalam Al-Qur’an merupakan hakikat wujud dan hakikat kebedaran yang ada di dalam Al-Qur’an. Hakikat yang hakiki yang di dalam Al-Qur’an ada wujud fisik yaitu kitab Al-Qur’an dan metafisika dari teks yaitu konteks. Ontologi daam Al Qur’an ada dua realitas yaitu realitas fisik kedua realitas metafisika.Dari uraian diatas dapat disimpulkan Ontologi keislaman adalah realitas teks Al-Qur’an baik realitas fisik mauun metafisik. 

  • Landasan  Ontologis Kajian Keisaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun