KAJIAN BARAT ATAS AL-QUR’AN
 DALAM ONOLOGOI ISLAM
Mohammad Affan Wijaya
Afanwijaya3435.com@gmail.com
UIN KH. Abdurrahman Wahid
Pekalongan
Â
Abstrak
Dalam kajian islam  juga memiliki  tiga pilar  seperti ontology,epistimologi,aksiologi ketiganya saling berhubungan. Ontogi sendiri merupakan tentang hakikat wujud sampai hakikat kebenaran,Maksud wujud disimi yaitu wujud yang hakiki seperti  tauhud dan akidah. Ontologi dalam kajian barat atas Al Qur’an merupakan sebuah hakikat ilmu yang berada di dunia Barat atas Al-Qur’an
Kata kunci : Ontologi, KajianBarat atas Al-Qur’an,Kajian keislaman
PendahuluanÂ
Ontologi ,Epitemologi  serta aksiologi selalu berkaitan satu dengan yang lainnya. Sebab  ketiganya menunjukan sistematika dalam rukun ilmu. Yaitu subjek yang mengamati dan objek yang di amati.[1] Oleh karena itu harus di waspadai  kecenderungan di ranah epistemologi sebelum menuntaskan persoalan kepada ontologi terlebih dahulu,dalam kajian keislaman.Ketidaktuntasan  diranah ontologi berakibat fatal bagi epistemologi dikarenakan metodenya yang salah.
Padahal esensi ilmu adalah  epistemologi,yang membicarakan tentang  metode atau proses terjadinya ilmu pengetahuan seperti dari sumbernya,dari mana kita dapatkan ,asal usul mendapatkan ilmu. Contohnya wahyu . apakah wahyu  menjadi sumber pengetahuan .Menurut penulis wahyu menjadi sumber dikarenakan ada  metode atau proses didalamnya saat wahyu diturunkan.Metode atau proses ini dinamakan epistemologi.Dalam  pandangan ilmuan barat sumbernya ilmu ada 2 yaiitu panca indra,dan akal.Sementara dalam islam selain pasca indra dan akal juga wahyu  dan pandangan orang yang ahli didalam bidangnya.
Penulis menuliskan tentang kajian keislaman  yang ada dibarat. Penulis menuliskan Bagaimana Ontologi Islam,Bagaimana ontology kajian keislaman,bagaimana landasan Kajian keislaman.
Pembahasan
Â
Al-Qur’an menupakan sumber hukum islam yang pertama. Al-Qur’an yang diturunkan dari perantara malaikat Jibril atas perintah Allah Swt lauh Mahfudz kepada  nabi Muhammad Saw secara berangsung-angsur .Al-Qur’an disebarluaskan kepada para sahabat ke tabiin hingga ke para ulama. Didalam Al-Quran terdapat  kajian yang terfokus tentang ontologi. Ontologi sendiri berasal Yunani On artinya  yang ada dan logos yang artinya “penyelidikan tentang asas asas rasionalitas.[2]
Â
 Sebab ontologi berupaya  untuk mencari mendalam tentang yang ada.[3] Baik. Sedangkan metodologi  sebagai kajian epistemologi.[4] Kajian epistimologi yang membicarakan tentang metode atau proses terjadinya ilmu pengetahuan ,sifat maupun sumber. Metode inisebagai landasan epistemologi. Bawasannya Al-Quran  periwayatannya secara mutawatir dan menjadikan alasan untuk beralih  dari persoalan epistemology ini Dengan ini, fokus membahas ontologi yaitu Al-Qur’an yang ada.
Â
- Ontologi Islam
Â
Para ulama sepakat  Al-Qur’an  adalah kalam Allah atau kitabnya Allah. Al -Qur’an diturunkan dari perantara malaikat Jibril kepada nabi Muhammad Saw atas perintanya Allah. Sebagi petunjuk bagi  umat manusia yang ada di bumi. Kitab Al Qur’an sebagai penyempurna dari kitab kitab lain seperti Zabur,Taurot dan Injil. Al-Qur’an sebagai ucapan atau  lafziyyah,maka para usuliyyin,fukahadan ahli bahasa membahas kalam lafaz. Sebab Al-Qur’an dari sisi kebahasan dan kemukjizatan yang kuat pada lafadznya.[5]
Â
Seorang usuliyin mengartikan Al-Qur’an secara sepesifiknya saja. Contoohnya seorang  yang bernama  hanafiyyah, Ab Zayd al-Dab. Dia wafad pada tahun 430 Hijriyah/1039 Mesehi.Ulama ini mendefinisikan Al-Qur’an sebagai berikuArtinya : kitabullah  adalah sesuatu yang dinukilkan keoada kita diantara duasisi mushaf berdasarkan huruf huruf tujuh yang dikenal.ia dinukilan secara mutawatir.
Adapun dari golongan Syafi’iyah yaitu al-Saman wafad pada 489 H/1096 M yang mengartikan Al-Qur’an sebagai berikut Artinya Al-Qur’an ialah sesuatu yang dinukilkan kepada kita dengan cara mutawatir.,dengan cara mengetaui pengetahuan yang pasti,tidak tercampur keraguan dan syubhat.dan Al-qur’an ini diantara dua sisi mushaf.
Tokoh Syafi,iyyah adalah al-Ghazz  wafad pada tanggal  505 H/1111M.dalam kitabnya al -Mushaf.kitabnya sama persis dengan Ab Zayd al-Dab. Kitab mushaf  ini dalam  arti al-Qur’an menunjukan kehati hatiannya dalam merowayatkan AlQur’an.Al-Ghaz I tidak memasukan sisi kemukjizatannya dalam definisi  Al-Qur’an karena  menunjukan kebenaran rosul,bukan dari pembuktian ayat sebagai bagian Al-Qur’an.[6]
Setelah  abad ke 18 H muncul kecenderungan saat mengartikan Al-Qur’an sesempurna mungkin.Sebagai contohnya dapat dari Abd al-Wahh b Khall. Dia mengimpunsemua dari kekususan Al-Qur’an menjadi bagian dari arti Al-Qur’an.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimmpulkan bahwa epistemologi Al-Qur’an menjadi sumber hukum  islam karena metode atau proses periwayatannya secara mutawatir. Sementara Ontologis melihat hakikat wujud  Al-Qur’an yang hakiki dalam bentuk tes diantara dua sisi mushaf yaitu dari surat al fatikah sampai surat an nas.    Teks disini bermakna wujud dalam tulisan yang dapat dirujuk untuk menimbang tafsiran yang dilakukan orang. Aksiologi yang membicaraan manfaat atau tujuan . Manfaat dari Al -Qur’an adalah sebagai petunjuk atau sebagai pelajaran kepada umat di Dunia, baik di dunia Timur maupun didunia Barat.
- Â Ontologi Kajian Keislaman
Sebelumnya telah dibahas tentang epistemologi. Epistemologi sebagai kajian ilmiah dan kajian keislaman menjadi rumit karena keberadan wahyu sebagai sumber ilmu. Sumber ilmu, bisa kita dapatkan  dengan melalui berbagai metode atau berbagai proses yang sangat lama ilmu. Keberadan Al-Qur’an sendiri sebagai sumber pengetahuan yang menjadi pembeda antara kajian keislaman dengan kajian yang lainnnya. Dari sinilah penulis memilih dua katagoti yaitu ilmu intelektual (rasional) dan ilmu keislaman.[7]
Ojek material ilmu intelektual adalah secara rasional dan secara empiric,maka objek  material ilmu ilmu keisalaman  yaitu secara tekstual,yang bersumber dari Al-Qur’an. Masalahnya didalam Al-Qur’an isinya tentang makro(alam Semesta seperti Langit,Bumi,Lautan,Daratan) dan mikro kosmos (Manusia).
Ontologi Kajian keislaman adalah suatu realitas  teks Al-Qur’an yaitu Pengetahuan yang benar nyata  yang diperoleh dari teks Al-Qur’an.Karena islam sendiri mengajarkan Al-Qur’an.Jadi suatu kajian dapat dikatakan islami harus dilakukan dengan cara prefektif Al-Qur’an. Ontologinya  adalah ralitas fisik dan metafisik.
Ajaran islam ada dengan membaca Al-qur’an  dengan teks atau ayat- ayat Al-Qur’an.Didalam Al-Qur’an terdapat ayat tentang perintah dan larangan,maka untuk mengetahuinya kita mengunakan  metode epistemology bayn.Maksudnya dengan mengunakan ijtihad dalaam memahami teks keagamaan didalam wilayahnyasendiri. Ajran agama Islam mempelajari ayat yang menjadi kaidah universal,maka digunakan pendekatan epistemology burh n. Pendekatan burh ndengan mengunakan metode ilmu rasional dengan dasar epistemologisnya.Keduannyaa mengunakanan pendektan yang objeknya sama yaitu teks Al-Qur’an.
Kedua Pendekatan epistemologi diatas. Ontologi kajiaan Keislaman adalah realitas teks Al-Qur’an. Ontologi yang didalam Al-Qur’an merupakan hakikat wujud dan hakikat kebedaran yang ada di dalam Al-Qur’an. Hakikat yang hakiki yang di dalam Al-Qur’an ada wujud fisik yaitu kitab Al-Qur’an dan metafisika dari teks yaitu konteks. Ontologi daam Al Qur’an ada dua realitas yaitu realitas fisik kedua realitas metafisika.Dari uraian diatas dapat disimpulkan Ontologi keislaman adalah realitas teks Al-Qur’an baik realitas fisik mauun metafisik.Â
- Landasan  Ontologis Kajian Keisaman
Â
Landasan Ontologis kajian keislamanan yang membahas tentang objek material atau hakikat wujud sampai hakikat kebenaran dari berbagai ilmu pengetahuan. Objek material atau hakikat wujud dari ilmu pengetahuan sendiir yaitu benda benda saat kita pengetahui ilmu gengan cara mencari buku . Sementara landasan epistemologi pengetahuan  dengan cara berproses atau metode saat kita mencari ilmu pengetahuan dengan cara menjcari sumber dari pengetahuan tersebut.
Dari keimpulan Ontolologi kajian keislaman adalah realitas teks Al-Qur’an. Maka landasan dari ontologis kajian keislaman  bawah teks Al-Qur’an bersifat fisik atau wujud yang hakiki seperti wujudnya Al-Qur’an dan hakikat sebenarnya Allah yang menurutkan Al-Qur’an. Karena melihat ontologis Al Qur’an sebagai lafadz maupun sebagai tulisan. Sebab tulisan yang ada di dalam Al-Qur’an terdiri dari lafad dan maknanya dalam jiwa.
Didalam Al-Qur’an terdiri dari tiga tanda 1. Tanda itu sendiri,2.sesuatau yang ditunjukan dalam Al-Qur’an, 3.subjek  yang menemakai perkataan itu.[8] Jelaslah keberadaan teks Al-Qur’an sebagai objek fisik dalam kajian keislaman. Al-Qur’an diturunkan  Allah Swt melalui bahasa arab di Lauh Mahfud dengan melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. Al -Qur’an sebagai petunjuk umat manusia yang ada di bumi. Teks Al -Qur’an menjadi penting sebagai rujukan  saat terjadinya pertentangan pemahaman.
Teks teks Al-Qur’an sebagai wujud Allah yang hakiki. Didalam Al-Qur’an itu terdapat berbagai Kemukjizatan antara lain terciptanya langit dan bumi,bulan,bintang,dan mahari. Didalam Al-Qur’an membicarakan haikat wujud,wujud yang hakiki seperti ketauhidandan akidah.
Pradigma kajian keislaman perilu diperluas lagi sehingga masing-masing ilmu dalam kajian keislaman dapat diperkembangkan dalam keilmuan dan kerangka dalam teorinya. Asumsi dasar,paradigma,dan teori adalah landasan filosofis ilmu,Paradigma lahir berdasarkan asumsinya.
Landasan ontologis berupa asumsi dasar ,bahwa kajian keislaman adalah teks Al-Qur’an yang bersifat fisik,dan memiliki realitas metafisik,dapat diperluas dengan teologi,linguistic,filosofikSedangkan secara aksiologi kajian keislamanadalah membicarakan tentang bertujuan atau bermanfaat kajian keislaman. Manfaat kajian keislaman untuk mengetahui bahwa ilmu berasal dari Allah Saw.karena niali kebaikan dan keburukan dari tuhan untuk manusia.
Dapat disimpulkan ketiga pilar yaitu ontolog,epistemologi,dan aksiologi sangat penting untuk berfikir sistematis. Â ontologi sangat penting bagi kita semua karena didalam ontology terdapat hakikat wujud hakikat yang hakiki dan hakikat kebenaran dalam kajian keislaman.Jadi dasar ilmu keislaman dengan pendekatan lingkustik-historis,teologis-filosofid,sosiologis-antropologis.
Â
- KesimpulanÂ
Dapat disimpulkan ketiga pilar yaitu ontolog,epistemologi,dan aksiologi sangat penting untuk berfikir sistematis. Â ontologi sangat penting bagi kita semua karena didalam ontologi terdapat hakikat wujud hakikat yang hakiki dan hakikat kebenaran dalam kajian keislaman. Epistemologi yaitu yang membicarakan tentang mrtode atau proses saat kita mencari ilmu yaitu dengan cara mengetahi sumbernya ilmu. Dan aksiologi yaitu membicarakan manfaat atau tujuan dari ilmu tersebut. Jadi ketiga pilar tersebut saling Bersatu.
Para sarjana muslim dan sarjanah non muslim belajar tentang kajian keislaman.salah satunya membahas tentang Al-Qur’an. Ontologi ilmu Sebagai wujud yang hakiki sampai wujud yang sebenarnya seperti tahuid dan akidah. Wujud disini yaituAllah .Epistemologi mengenai metode cara mendapatkan ilmu dengan cara mencari sumber ilmu. Aksiologi tentang manfaat  ilmu sendiri.
Â
Daftar Pustaka
Â
Jerome R Ravertz,Filsafat Ilmu;Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasa(The Philosophy OfScience),Yogyakarta ,Pustaka Belajar)
Â
Louise o.Kattoff.Pengantar Filsafat Terjemah.(Yogyakarta:Tirta Wacana,2007Neoeng Muhadjir,Filsafat Ilmu
Â
Jabbar,sabil.Masalah Ontologi DAlam Kajian Keislaman.Jurnal Futura
Â
Al -Ghaz I,Al-mustasf f’iim al-Us.(Al0Kuttub al-Illmiyyah,2007),
Â
Kattoff,Louis o,Pengantar Filsafat,(Yogyakarta:Tiara wacana,2007)
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H