Kecewa sekali terhadap respon yang aku dapatkan. Padahal aku sudah membayangkan aku mendapatkan hadiah, aku mendapatkan pujian.Namun, itu hanyalah sebuah mimpi belaka. Realitanya tidak ada sama sekali. Sekali di rendahkan akan tetap di rendahkan. Dan pada saat itu juga aku merasakan yang namanya  Depresi  berat. Hal ini mengharuskan aku mendapatkan perawatan lebih lanjut untuk dapat menangani masalah mentalku.
Apa yang bisa kita ambil dari cerita di atas?
- Menghargai sebuah keputusan -
Ya, menghargai sebuah keputusan, terlebih keputusan yang di ambil oleh buah hati kita sendiri. Sebagai orangtua tidak boleh memaksakan kehendak anaknya karena akan berdampak besar bagi mentalnya kelak
Semua orang berhak mewujudkan keinginannya masing-masing
Tidak semua bakat yang tertanam anak berdasarkan karena keturunan, ada sebagian dari mereka yang justru menyimpang. Namun menjadi orangtua yang bijak sangat di perlukan dalam kondisi ini. Tidak semua anak memiliki sifat patah semangat. Ada yang dari mereka ocehan orang lain dijadikan semangat tetapi tidak menutup kemungkinan banyak dari mereka pula yang justru akan menganggu kondisi mentalnya. Posisikanlah dirimu menjadi anak dan apa yang kamu rasakan ketika bibit bakatmu ada di tanaman tomat tetapi orangtuamu menuntutmu harus menanam bibit lain di tanaman cabai. Sulit bukan untuk mengikuti apa yang di inginkan nya itu?
Para orangtua masih saja berfikiran bahwa yang terbaik adalah yang mengharuskan anak mengikuti keinginan orangtuanya itu. seakan-akan ia tidak percaya bahwasannya anak pun bisa menentukan mana yang baik menurutnya dan mana yang tidak baik menurutnya. Berada di lingkungan Toxic memang menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi kita sebagai anak. Tetapi alangkah baiknya jadikanlah itu obor semangat untuk bisa melangkah lebih maju ke depan, dan membuktikan bahwa kesuksesan itu bukan di ukur dari seberapa banyak penghasilan yang di dapat tetapu ketika bisa berada dalam perangkap bakat kita sendiri dan membuat hati menjadi bahagia tentunya.
Orangtua mempunyai peranan besar untuk mendukung apa yang menjadi keputusan anak tersebut, karena dengan dukungan orangtua anak dapat lebih percaya diri, lebih semangat, lebih ingin terus berjuang untuk mewujudkan apa yang di inginkannya. Ketika anak sudah sukses sesuai dengan ranahnya, orangtua akan ikut menjadi kebanggaan bukan?Â
Cita-cita adalah hak paten anak bukan ambisi orangtua
Semoga tulisan sederhana ini dapat memotivasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H