Bahasa juga merupakan situs bagi dampak-dampak ideologis yang memiliki kekuatan dahsyat untuk membentuk perilaku pembacanya. Dengan demikian, pembicaraan mengenai ideologi patriarki tak mungkin dilepaskan dari pembicaraan mengenai bahasa. Representasi perempuan di media menyisakan persoalan baru, yakni kecenderungan berita yang mengarah pada konstruksi sosial-kultural perempuan yang terkait dengan posisi subjek perempuan sebagai korban juga pelaku.
Referensi :
Amir Pilliang, Yasraf, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, Jalasutra, 2003.
Baudrillard, Jean, Simulacres et Simulation, Paris, Galilee, 1981.
Bhasin, Kamla, Memahami Gender, Teplok Press, 2001.
Barker, Chris, The SAGE Dictionary of Cultural Studies, London, Sage Publication, 2004.
Eagleton, Terry, What is Ideology, London, Verso, 1991.
Foucalt, Michel, "The Archaeology of Knowledge", dalam Chriss Barker, Cultural Studies: Teori dan Praktik, (terj.Tim Kunci), Bentang, 2005.
Giddens, Anthony, The Constitution of Society (terj.), Pedati, 2004.
Hall, Stuart, "Cultural Studies and its Theoritical Legacies", dalam Simon During (ed.), Cultural Studies Reader, Second Edition, New York, Routledge, 1999.
Humn, Maggie, The Dictionary of Feminist Theories, New York, London: Prentice Hall/Harvester Wheatsheaf, 1995.
Lan, May, Pers, Negara dan Perempuan: Refleksi atas Praktek Jurnalisme Gender Pada Masa Orde Baru, Yogyakarta, Kalika, Yayasan Adikarya IKAPI dan Ford Fondation, 2002.
McQuail, Dennis, Communication Theory: An Introduction, London, Sage, 1987.
Richard Dyer, "Stereotyping", dalam Mennakhsi Gigi Durham and Douglas M. Kellner (ed.), Media and Cultural Studies: Keyworks, Australia, Blackwell Publishing, 2006.
Sen, Amartya, Identity and Violence : The Ilussion of Destiny (terj. Arif Susanto), (Serpong: Marjin Kiri, 2007.
Catatan Akhir
[1] Lihat May Lan, Pers, Negara dan Perempuan: Refleksi atas Praktek Jurnalisme Gender Pada Masa Orde Baru, Jogjakarta: Kalika, Yayasan adikarya IKAPI dan Ford Fondation, 2002.
[2] Lihat Stuart Hall, Representation: Cultural Representations and Signifying Practices, (London: Open University, 1997), hal. 15-63.
[3] Lihat Maggie Humn, The Dictionary of Feminist Theories, (New York, London: Prentice Hall/Harvester Wheatsheaf, 1995).
[4] Lihat Stuart Hall, "Cultural Studies and its Theoritical Legacies", dalam Simon During (ed.), Cultural Studies Reader, Second Edition, (New York, Routledge, 1999), hal. 97.
[5] Lihat Anthony Giddens, The Constitution of Society, (Pasuruan: Pedati, 2004), hal. 11.
[6] Lihat Chris Barker, Cultural Studies : Theory and Practice, (London: Sage Publication, 2001), hal. 146. Dan bandingkan pula dalam Stuart Hall, Representastion: Cultural Representations and Signifying Practices, (London: Open University, 1997), hal. 44-51.
[7] Lihat Dennis McQuail, Communication Theory: An Introduction (London: Sage, 1987).
[8] Lihat Stuart Hall, "The Rediscovery of Ideology: The Return of Repressed in Media Studies", dalam Michael Gurevitch, Tony Bennet, James Curran, dan Janet Wallacott (ed.), Culture, Society, and the Media, (London: Methuen, 1992), hal. 64.