Mohon tunggu...
Avizena Zen
Avizena Zen Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis buku, Blogger, Penulis konten, dan Penerjemah bahasa Inggris

Penulis buku Kakeibo. Blogger. Hobi menulis, memasak, dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Toko Buku Misterius Pak Agus

11 Juli 2024   13:22 Diperbarui: 11 Juli 2024   13:26 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pexels

"Kamu nekat pergi ke toko buku misterius itu?"

Aku hanya menganggukkan kepala. Sementara Dika menghela napas. Dia sudah paham kalau aku berniat untuk berbuat sesuatu akan benar-benar melakukannya.

Sebenarnya aku hanya penasaran. Apakah toko buku milik Pak Agus benar-benar menyimpan rahasia? Hampir semua pengunjungnya menjuluki tempat tersebut sebagai toko buku misterius.

Minggu depan mama ulang tahun. Kemarin, Dika ingin memberi kado berupa buku kumpulan resep. Namun baru saja datang ke bagian depan toko, Pak Agus langsung bertanya, "Apa kamu cari buku resep? Ada karya Rudi Choirudin, Sisca Soewitomo, dan koki lain di bagian tengah toko."

Tentu saja Dika heran. Bagaimana bisa Pak Agus tahu bahwa ia mencari buku resep? Apalagi ia teringat cerita Clara. Saat teman sekelasnya sedang berkeliling toko, tiba-tiba Pak Agus menawarkan setumpuk komik Donal Bebek. Padahal ia belum bertanya sama sekali ke pria berkumis itu.

Apakah Pak Agus bisa membaca pikiran orang? Ngeri sekali jika jawabannya benar. Tak heran makin banyak temanku yang menjuluki tokonya sebagai toko buku misterius.

Akan tetapi aku agak tidak percaya jika Pak Agus bisa membaca pikiran orang. Untuk membuktikannya aku harus datang ke toko beliau. Siapa tahu misteri bisa kupecahkan. Kalau berhasil maka Dika dan teman-teman akan memanggilku Danang sang detektif cilik, keren kan!

****

Keesokan harinya, aku ambil beberapa lembar uang berwarna biru, lalu menjejalkannya ke dalam tas. Tak peduli apa kata Dika, misteri di toko buku Pak Agus harus diselidiki! Tak mungkin beliau seperti yang dituduh oleh banyak orang, memangnya paranormal? Kok malah buka toko buku?

Kusandarkan sepeda di pagar toko lalu melangkah dengan hati-hati. Dari bagian depan, sebenarnya tidak ada keanehan apa-apa di toko buku Pak Agus. Yang ada hanya kaca besar yang menampakkan koleksi buku dari beragam genre.

 

Begitu melewati pintu, hawa dingin menyeruak. Tak tampak sosok Pak Agus di belakang meja kasir. Tiba-tiba....

"Silakan berkeliling, Nak!"

Suara Pak Agus mengagetkanku. Dia baru masuk dari pintu belakang. Aku hanya meringis lalu melihat-lihat koleksi buku di sana. Ah, ada komik Doraemon kesukaan Dika. Ada juga setumpuk novel romance yang pasti disukai oleh Kak Susi.

Tapi aneh, mengapa Pak Agus masih normal? Maksudnya, dia tidak bertanya mengapa datang ke toko ini lagi. Aku dan Dika kan saudara kembar identik, sehingga banyak yang salah sangka. Berarti dia tahu bahwa Dika adalah saudaraku, dan aku bukan dia yang datang kemari di hari berikutnya.

Daripada bingung lebih baik aku berkeliling lagi. Apanya yang misterius? Heran deh! Dika dan Clara lebay banget! Di sini hanya ada buku pelajaran, komik, novel, dan majalah. Tidak ada buku yang bisa menggigit seperti punya Harry Potter.

Di pojok toko kutemukan beberapa komik Kungfu Boy. Setelah puas memilih, aku juga mengambil 2 komik Doraemon dan 1 novel romance. Kuambil uang di tas lalu berjalan menuju kasir.

Ternyata komik dan buku yang kubeli harganya miring sekali! Ah aku lupa kalau hampir 70% buku dan komik yang ada di sini statusnya bekas. Sisa uangku masih banyak. Nanti Dika kubelikan batagor dan es doger.

"Salam buat Dika, ya! Semoga hadiah buat Mama diterima dengan senang hati," kata Pak Agus. Dia tampak ceria, walau hanya aku satu-satunya pengunjung di toko bukunya. Padahal biasanya toko ini cukup ramai, terutama di tanggal muda.

Aku terkesiap. Bagaimana dia bisa tahu nama saudaraku dan ulang tahun mamaku? Jangan-jangan yang dikatakan Dika benar kalau toko ini misterius karena pemiliknya bisa membaca pikiran orang!

"Tenang, Nak! Bapak tahu, kamu heran kan?"

Wah, Pak Agus benar-benar bisa membaca pikiranku. Gawat! Apa aku lari saja? Tapi kan aku bawa sepeda?

"Kamu Danang, kan? Kemarin saudaramu si Dika memang datang ke sini. Bapak tahu kalian kembar karena dulu mamamu sering memesan buku tentang parenting dan menu MPASI bayi. Beliau yang cerita kalau mengurus bayi kembar agak repot. Apalagi sambil mengasuh Kak Susi yang saat itu masih balita."

Ooh, rupanya mama sudah kenal dengan Pak Agus. Mengapa beliau tidak pernah bilang ya? Namun bagaimana dengan Clara?

"Beberapa hari lalu ada satu gadis yang datang. Dia mencari komik Donal Bebek. Bapak tahu karena di tasnya ada gantungan bergambar Donald Duck. Tebak-tebak buah dondong eh maksudnya bapak bisa menebak apa yang akan dibelinya."

Ooh, rupanya Pak Agus bisa menganalisis juga. Semestinya beliau juga jadi detektif swasta. Bukan hanya berjualan di toko buku tua ini.

Aku pun permisi lalu mencantolkan tas plastik di stang sepeda. Minggu depan Dika akan kuajak ke toko buku Pak Agus, agar dia bisa memilih komik sendiri. Benar-benar tidak ada misteri di sana.

Tanpa kuketahui, Pak Agus tersenyum. Dia menatapku diam-diam. Sambil menebak berapa bungkus batagor dan es doger yang akan kubeli.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun