Madame du Barry
Apalagi ketika Marie dituntut harus bergaul dengan Madame du Barry, kesayangan sang raja. Marie yang seorang putri asli tentu segan jika harus berdekat-dekatan dengan du Barry, yang notabene hanya rakyat biasa. Dia berdandan dengan norak dan sangat agresif. Suka bersendawa di meja makan pula.
Namun karena du Barry adalah kesayangan raja, maka tingkatannya di atas Marie yang 'hanya' putri mahkota. Mau tak mau Marie harus menyapanya terlebih dahulu. Adegan ini sangat bagus, karena Marie memakai mantel hitam dengan kerah warna kombinasi hitam dan putih, mengingatkan saya pada baju Cruella de Ville.
Dituntut untuk Hamil
Masalah belum selesai. Marie makin stress karena dingatkan terus oleh sang ibu, bahwa posisinya tidak aman. Ia harus melahirkan putra mahkota, jika tidak, maka pernikahannya
bisa dibatalkan!
Marie makin stress karena sang kakak ipar melahirkan terlebih dahulu. Bagaimana ia bisa hamil kalau Louis XVI tidak pernah menyentuhnya? Mereka hanya seperti sahabat. Mungkin Louis merasa terlalu muda? Karena ia menikah di usia 16, sedangkan Marie 15.
Suasana makin runyam saat Raja Louis XV sakit cacar lalu meninggal dunia. Ia merana di akhir hidupnya, karena ditinggal oleh du Barry.
Ketika sang kakek wafat, maka otomatis Louis XVI diangkat jadi raja. Padahal ia merasa belum siap, dan lebih tertarik untuk belajar tentang kunci, gembok, dan mekanismenya.
Akhirnya Punya Anak
Marie akhirnya melahirkan, anaknya perempuan. Namun Louis XVI tidak terlihat marah. Di sini diperlihatkan kecakapan Sofia Coppola sebagai sutradara sekaligus penulis naskah.