1. RadioShack
Pada tahun 2009, RadioShack, perusahaan retail elektronik yang sudah beroperasi selama beberapa dekade, memutuskan untuk mengganti namanya menjadi "The Shack" dalam upaya untuk mengubah citra mereka dan menarik generasi muda.
Namun, rebranding ini tidak berhasil menyelaraskan merek dengan konsumen yang sudah terbiasa dengan nama "RadioShack". Selain itu, perubahan nama tersebut tidak diikuti dengan perubahan substansial dalam produk atau layanan mereka.Â
Sebagai hasilnya, rebranding ini dianggap gagal untuk mengatasi masalah utama perusahaan, sehingga nama RadioShack tetap dipertahankan.
2. BlackBerry
BlackBerry, perusahaan telekomunikasi yang dulu sangat populer dengan perangkat seluler yang berfokus pada keyboard fisik, mengalami masa sulit ketika pasar smartphone diambil alih oleh iPhone dan Android.
Pada tahun 2013, BlackBerry mencoba untuk merevitalisasi citra mereka dengan meluncurkan sistem operasi baru yang disebut BlackBerry 10, dan sekaligus mengganti nama perusahaan menjadi "BlackBerry" dari sebelumnya "Research In Motion" (RIM).
Namun, perubahan ini tidak berhasil membangkitkan minat konsumen dan tidak mampu mengatasi masalah persaingan di pasar smartphone. Penjualan BlackBerry terus menurun, dan perusahaan terpaksa menghadapi tantangan yang berat hingga akhirnya beralih fokus ke layanan dan perangkat lunak.
Analisis Twitter-X
Merujuk pada penjelasan Elon Musk dalam banyak tweet sebelumnya, penggantian nama brand Twitter menjadi X adalah suatu perubahan total merek yang bertujuan untuk menunjukkan transformasi dan visi baru perusahaan.Â
Visi barunya adalah mengubah Twitter menjadi sesuatu yang lebih dari hanya platform media sosial saja, tetapi juga sebagai platform untuk audio, video, messaging dan pembayaran/perbankan. Bahkan lebih jauh lagi menjadi global marketplace dalam hal ide, barang, dan opportunity. Ini adalah perubahan besar dalam fokus perusahaan.