Dibanding terus menggunakan nama Twitter, sebutan X memiliki potensi untuk menjadi merek payung yang mencakup berbagai produk, layanan, dan platform baru yang akan ditawarkan oleh perusahaan, seperti X Audio, X Video, X Messenger, X Pay, X Bank dan sebagainya.
Elon Musk sebagai pemilik Twitter memiliki kekuasaan mutlak dalam mengatur arah perusahaan. Dia terkenal sebagai pebisnis yang berani dan sering mengambil keputusan berdasarkan nalurinya. Walau tidak semua keputusannya berhasil, namun kebanyakan nalusi bisnisnya terbukti jitu, seperti dalam kasus Tesla, Starlink, dan SpaceX.
Disamping itu, "X" adalah nama yang singkat, mudah diingat, dan bisa dipahami dalam berbagai bahasa, serta memiliki keterikatan emosional yang kuat dengan Elon Musk.Â
Domain X.com sudah dibeli Elon puluhan tahun lalu saat dia mendirikan perusahaan keuangan yang menjadi cikal bakal Paypal. Domain tersebut tidak pernah dilepasnya dan terus ditahan untuk penggunaan di "masa depan". Tampaknya, masa depan itu telah tiba.
Nama "X" dipilih juga karena memiliki arti yang luas dan fleksibel, mencerminkan eksperimen, eksplorasi, dan ekspresi yang menjadi nilai inti perusahaan. Dia telah menggunakan "X" dalam perusahaannya SpaceX yang merupakan kependekan dari Space Exploration.Â
Dia juga bahkan memberi nama anak bungsunya dengan X, dipanggil Little X. Ada faktor X dalam nama ini dalam pribadi Elon Musk. Dalam bisnis, sah saja untuk menggunakan brand yang terkait alasan-alasan sentimentil dan non-teknis.
Perubahan nama ini juga pasti akan diikuti dengan perubahan logo, warna, slogan, dan strategi komunikasi untuk mencerminkan identitas baru perusahaan. Seperti banyak kasus rebranding, proses seperti ini adalah pekerjaan berat, namun tanpa kita sadari ternyata telah disiapkan personil kuat yang akan melaksanakannya.Â
Dialah Linda Yaccarino. Eksekutif wanita tangguh yang direktur Elon dari NBC beberapa bulan setelah pengambilalihan Twitter. Banyak pihak meyakini bahwa sosok Linda yang pintar, komunikatif, dan persuasif akan mampu membawa Twitter 2.0 ini ke masa depan yang sukses.
Rebranding ini juga pasti dilakukan untuk menyikapi kebutuhan dan perilaku konsumen yang menginginkan pengalaman interaktif tanpa batas di dunia digital. Twitter yang hanya mengandalkan pada bisnis iklan di platform media sosial telah menghadapi kompetitor yang sangat kuat dan progresif.Â
Langkah transformasi dan rebranding ini diyakini adalah bagian dari upaya untuk menghadapi persaingan ketat dari platform media sosial lainnya, seperti Facebook, Instagram, TikTok, Threads dan sejenisnya.
Bahkan lebih jauh dari itu, Elon telah menyebutnya beberapa kali sebelum ini, Twitter akan bertransformasi ke bisnis pembayaran seperti WeChat di China dan secara otomatis akan juga masuk ke bidang perbankan yang mendukungnya.Â