Hal tadi juga pernah saya alami ketika memimpin organisasi, di mana ketika organisasi sudah besar dan matang mempraktikkan metode macromanagement menemui kendala di pola penyampaian informasi dan metode komunikasi yang terkadang tidak dipahami secara utuh oleh anggota saya.
Selain itu juga seorang macromanager harus memperhatikan pola komunikasi dan kedekatan dengan anggota timnya. Dengan sedikitnya keterlibatan langsung dalam pekerjaan bawahan bisa jadi interaksi antara bawahan dan bos pun semakin sedikit, hal ini membawa kepada pola komunikasi yang terkadang tidak dekat dan erat antara karyawan dan pimpinannya.
Hal tadi perlu dengan ekstra diperhatikan oleh seorang penganut macromanagement bahwa mereka perlu juga mencari cara agar visi dan misi serta semangat tim dapat terkomunikasi dengan baik kepada para bawahannya, agar tidak melenceng dan berjalan sendiri-sendiri.
Mencari momen dan kesempatan untuk mendekatkan diri dengan anggota tim atau organisasi perlu juga dilakukan oleh seorang macro manager demi menjalin kedekatan yang lebih erat kepada anggota atau bawahannya agar dalam bekerja kesamaan ritme dan komunikasi yang cair tercipta di dalam organisasi tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Micromanagement
Mereka tidak segan-segan untuk terjun langsung secara rutin mencampuri pekerjaan dari bawahannya bahkan untuk hal-hal yang terbilang sepele bahkan sampai diluar dari fokus pekerjaan.
Metode-metode pendekatan micromanagement ini cenderung tidak populer dan mendapatkan antipati dari para karyawan khususunya di organisasi yang sudah besar dan matang yang membutuhkan ruang bergerak yang lebih luwes dan menuntut kreativitas dan kemampuan berpikir kritis yang lebih banyak.
Pengalaman ini saya langsung rasakan ketika pimpinan saya berubah dari seorang yang penganut macromanagement ke micromanagement, di mana perubahan terasa sangat kentara dan kerja sama tim pun terdampak akibatnya.
Ketika saya dipimpin seorang penganut micromanagement saya dan rekan kerja lainnya merasakan jantung seperti berpacu lebih kencang setiap harinya dan harus siap sedia untuk dipanggil dan dikomentari setiap harinya atas berbagai pekerjaan yang kami lakukan bahkan hal-hal pribadi yang semestinya tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.
Beliau yang seorang micromanagement akan sangat detail dalam menyampaikan informasi sehingga mungkin juga mudah dipahami oleh kami para anggotanya, meski ketika menunaikan amanat yang dia sampaikan kami perlu dengan legowo untuk selalu diawasi dan dikomentari oleh beliau.