Manakala dihadapkan dengan kewajiban membayar mereka menghindar. Sebagian lainnya lalu mengalihkan barang kredit pada orang lain.Â
Misalnya dengan gadai di bawah tangan atau meminta orang lain meneruskan membayar sesudah mereka menggunakan. Orang lain itu bisa masih ikatan keluarga atau relasi.Â
Ada lagi yang beralasan ingin mengembalikan barangnya setelah dipakai sebulan daripada melanjutkan sampai selesai.Â
Mungkin dikira perusahaan pembiayaan itu kayak perpustakaan. Bisa pinjam lalu pakai kemudian kembalikan.Â
Lha kalo barangnya masih bisa dijual kembali seperti kendaraan roda dua atau empat sih masih mending.Â
Tapi tetap aja rugi karena harga jual kembali dengan cara lelang jatuhnya ngga sebesar harga baru, namanya juga barang bekas.Â
Paling miris kalo nasabah mau balikin HP, sofa atau TV. Mungkin dikira pinjam ke tetangga kali ya. Hehe.Â
Biasanya ini model nasabah yang ngga serius kredit tapi pada saat mengajukan muka dan gesturnya serius banget. Mampu menghipnotis si marketing sampai akhirnya disetujui.
Padahal seharusnya nasabah paham kalo itu sudah dibayarkan perusahaan pembiayaan sampai barang kreditan itu bisa pindah ke tangan nasabah.Â
2. Kurang bijak mengelola uang
Mengelola uang erat kaitannya dengan menguasai diri karena besar kecilnya pengeluaran dan ke mana saja uang itu keluar tergantung dari gaya hidup dan kebutuhan yang sifatnya personal atau kolektif.Â