Apalagi semenjak pandemi, kebebasan makan di luar seperti restoran atau cafe jadi terbatas. Mesti lebih hati-hati dan waspada.Â
Jadinya lebih memilih belanja di lapak warga karena selain cocok di lidah, pilihan menu beragam, dan bisa disimpan untuk dihangatkan kembali.Â
Cukup membantu para pekerja yang merantau karena tugas, terutama bagi mereka yang tidak suka masak dan tidak pengen ribet, hehe.Â
Pelanggan tak bermasker dan potensi paparan droplet di atas makanan
Selama masa pandemi, mungkin kita pernah menemukan ada saja pedagang makanan tak mengenakan masker. Padahal kita yang belanja di tempat dia sangat menjaga prokes dengan tetap memakai masker saat bertransaksi.Â
Namun pengalaman yang saya temui kemarin malah berkebalikan. Ada satu dua pembeli tak mengenakan masker dan bergerombol di dekat saya.Â
Karena posisi mereka yang bergeser dekat ke tempat saya, maka saat ada yang sedang berdiri menawar, setelahnya saya mundur.Â
Bukan bubar jalan, tapi menjauh dari deretan makanan demi mempersilahkan mereka terlebih dahulu. Ada sekitar 5 atau 10 menit. Sembari mengamati.Â
Mereka menanyakan harga lauk yang dijual dalam kelipatan 3 ribuan hingga 10 ribuan, tergantung mau beli harga berapa dan berapa banyak.
Tanpa mengenakan masker. Mungkin tanpa berpikir, apakah droplet dan cairan mulut dan hidung (bila tiba-tiba bersin), jatuh dan terpapar di atas makanan, padahal pedagangnya menggunakan masker.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!