Makanya pengembang juga membangun perumahan sekarang, lebar jalannya sudah dibuat sesuai peruntukkan rumah dan kelas sosialnya.
Menariknya adalah kadang sudah direncanakan akan mampu dilewati 2 kendaraan roda 4 berlawanan arah, namun tak dipikirkan bila nanti ada hajatan penghuninya atau ada tamu yang dari salah satu penghuni di perumahan tersebut yang membawa kendaraan.Â
Tiga versi kisah yang sering terjadi gara-gara parkir mobil di depan komplek perumahan:
1. Versi cuek sajaÂ
Berkunjung ke rumah salah satu penghuni bawa kendaraan mobil. Mau parkir di garasi pemilik rumah, sudah ada mobil pemilik. Karena rumahnya tipe rumah KPR BTN, parkirlah si tamu di pinggir jalan depan rumah yang dikunjungi.Â
Tanpa disadari bahwa kendaraannya mempersempit badan jalan, sehingga bikin kesal penghuni lain yang juga keluar masuk bawa kendaraan roda 4.Â
Kebayang kalau tamunya lebih dari 2 orang dan dua-duanya bawa kendaraan, lalu parkir semua di pinggir jalan. Bisa-bisa jadi bahan gosip orang sekomplek. Sudah gitu yang parkir sembarangan malah mengabaikan. Duh mesti sadar itu bisa bikin ngga enak yang lain.Â
2. Versi tamunya sadar, tapi yang punya rumah ngga sadar
Datang berkunjung, garasi pemilik sudah terisi kendaraan, eh di depan rumahnya sudah ada juga tamu lain yang parkir.Â
Akhirnya kepikiran cari area parkir depan rumah tetangga lain di situ. Lalu kepikiran ngga enak lah, masa berkunjung ke rumah Si A, tapi pake depan rumah Si B untuk parkir mobil.Â
Lalu cari-cari lahan kosong lain. Nemu sih, lapangan bola atau depan sekolahan, tapi jarak ke rumah yang hendak dituju mesti jalan kaki jauh juga. Akhirnya niat mau mampir batal karena ngga ingin ribet dan ngga enak hati.Â
"Tumben ngga turun, mampir duduk ddan minum bentar," kata sang tuan rumah ketika akhirnya hanya numpang lewat aja terus say hello.
"Eh anu...ada kerjaan mendadak, mesti buru-buru," demikian alasan tamu yang ngga enak hati jika ngomong terus terang.Â