David menyesap kopi hitamnya. Memandang  jauh ke laut pada senja indah di Nanga Tumpu. Dalam beberapa jam lagi senja ini akan hilang berganti kegelapan malam,katanya dalam hati.Â
Betapa cepat waktu berlalu. Dan saya masih menikmati pekerjaan saya dan Desy masih bertahan dalam kegalauannya. Dan kesendirian yang menyatukan kami...hingga di awal Januari ini.Â
Sayup -sayup terdengar lagu lawas yang diputar dari dari travel yang siap akan berangkat kembali. Lagu itu kesukaan Mamanya. Akrab di telinganya sejak kecil. Ah mengapa kisah cintaku mirip...Membiru membisu,
Entah sedalam apa cinta suci di dada
Biarkan kujawab semua dustaÂ
Januari, januari yang biru
Asmaramu, asmaraku membisu
Entah kapan, entah kapan hadir di hati
Saat-saat yang indah di dirikuÂ
Nanga Tumpu adalah sebuah nama desa di Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Desa ini berada di pinggir jalan lintas kendaraan Sumbawa-Dompu-Bima dengan pemandangan laut dan gunung.Â
Kesamaan nama tokoh dan tempat hanyalah fiktif dalam tulisan
Salam,Â
03/01/2020, 18.07 Wita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H