Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Operasi Batu Ginjal dan Perubahan Hidup Setelahnya

1 November 2020   15:18 Diperbarui: 5 April 2021   17:30 8146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa makanan atau minuman tertentu bisa memberikan warna khas pada air kencing sehingga terlihat lebih orange atau sedikit kemerahan. Namun demikian kewaspadaan itu juga baik.

3. Secara berkala periksa kesehatan dan cek laboratorium ke klinik
Sudah 10 tahun saya lakukan, sebelum pindah tugas ke Sumbawa, biasanya di klinik kesehatan di Denpasar. Yang diperiksa adalah cek urine, cek gula dan cek lemak darah. 

Ketiga sampel cairan dari dalam tubuh ini harga per pemeriksaan tidak terlalu mahal juga tidak sampai 200 ribu malah. Saya menganggarkan setiap dua bulan sekali, atau bila mana saya merasa perlu. Sampai sekarang saya masih melakukannya seperti foto gambar di atas.

Tidak harus dengan resep dokter juga karena di klinik pun kita bisa cek sendiri dengan biaya sendiri. Tujuannya adalah mengetahui kondisi dalam darah dan kondisi metabolik sendiri. Saat ini literatur kesehatan dan edukasi via dokter di media sudah banyak. 

Kita bisa melihat hasil lab sendiri dan mengukur apakah kolesterol saya di atas normal atau di bawah normal. Apakah ada kandungan kristal di dalam urine saya atau adakah darah. Apakah gula darah saya di atas normal ataukah masih aman-aman saja. 

Bila ada kondisi yang cenderung tidak normal di atas rata-rata,kita bisa memutuskan untuk berkonsultasi ke dokter terkait sehubungan ketidaknormalan itu, meski kondisi tubuh "baik-baik saja" dari luar. 

4. Batasi makanan tertentu
Saya memang tidak merokok dari usia remaja, meski dulu saya merasa kurang laki dan macho karena tidak bisa menghembuskan asap kretek, namun saya sadar bahwa potensi sakit penyakit bukan karena nikotin saja. Bisa karena apa yang dimakan dan berapa banyak makannya...hehe. 

Sejak 2010 saya mencoba tidak lagi makan daging ayam dan daging kambing. Padahal ayam betutu di Bali, ayam pelecing di Lombok dan soto kambing Madura itu enaknya minta ampuyun dah :).

Namun demi alasan kesehatan dan mantan penderita batu ginjal, saya berusaha tidak mengkonsumsi lagi. Lebih banyak makan ikan. Hampir setiap hari konsumsi sayur dan buah.

Syarat dan ketentuan berlaku. Maksudnya pada saat tertentu, misal pada acara atau gathering kantor, bila makanan pantangan itu disediakan, dan tidak ada pilihan menu lain, mau tak mau dilalap juga. Tak enak pada panitia yang sudah menyediakan dan makannya kan cuma sehari. Kan ndak keterusan berhari-hari acaranya..hehe.

Dua tahun lalu di pertengahan 2018, saya sempat merasa ada yang aneh di tubuh. Beberapa orang mengatakan bahwa badan saya bertambah gemuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun