Pelataran bandara juga adalah ruang berkumpul antara pengantar dan yang diantar, ruang nongkrong sembari menunggu pesawat take off, atau menghabiskan waktu andai pesawat delay. Interior dekorasi dan kenyamanan di dalam ruang usaha juga disesuaikan.
Ujung -ujungnya terkoreksi ke harga produk yang dijual. Dengan volume traffic penumpang setiap hari datang dan pergi bandara sudah pasti ada yang singgah meski harganya merobek dompet...haha# Paling tidak dengan tau asal muasal kenapa harga nya segitu, bisa jadi kita tidak terlalu mempersoalkannya.Â
Sensasi Kereta BandaraÂ
Tak ada akar rotan pun jadi. Tak dapat naik MRT, kereta bandara pun tidak masalah. Niat utama menjajal MRT, namun kami bingung dimana stasiunnya dan harus ke arah mana mencari loket atau mendapatkan tiketnya. Oleh petugas kami diarahkan ke lantai dua. Di atas kami duduk dan menunggu sebentar untuk selanjutnya naik skytrain atau kereta layang menuju stasiun kereta bandara.
Taulah orang Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, ada teman, sodara, keluarga atau kerabat yang perjalanan dinas atau traveling ke pulau lain, apalagi namanya ke kota besar atau luar negeri, selalu semuanya minta oleh-oleh.
Dari jaman naik pesawat masih gratis bagasi sampai jaman now mesti bayar bagasi, kebiasaaan minta oleh -oleh ngga berubah. Padahal dipikir -pikir bayar bagasi bisa sama besar nilai uangnya dengan tiketnya...hehe.Â
Sebagian besar pesan baju, jadi kami berniat ke Tanah Abang yang katanya murah-murah di sana. Tapi setelah kami browsing, ternyata Tanah Abang hanya buka sampai sore sekitaran jam 5. Akhirnya kami putuskan ke Pasar Senen aja lantaran jaraknya dengan tempat kami menginap juga tidak terlalu jauh.Â
"Kami mau Pasar Senen. Bisa bantu kami, harus turun dimana," tanya Uki pada petugas yang melayani di loket pembelian tiket.Â
Namanya Mas Iqbal, pria dengan usia kurang lebih 30 an yang bertugas pada sore itu memandu kami untuk membeli tiket secara online via mesin tiket dengan menggunakan kartu ATM. Uki pun mencobanya. Tidak sampai 2 menit, keluar tiga tiket dengan harga 60 ribu per tiket per orang.Berarti terbayar 180 ribu.Â
"Mas-mas nya nanti turun di Stasiun BNI City, dari sana bisa menggunakan bus trans ke Pasar Senen," saran Mas Iqbal