Pria itu tersenyum sambil mengangguk-angguk, lalu menoleh ke teman-temannya yang berdiri di belakangnya.
"Hey! Mereka orang Turki dari Midilli!" kata Marinos dengan nada mengejek, lalu tertawa.
Ucapan Marinos yang bernada merendahkan itu membuat darah muda Ilyas meluap. Anak muda itu bergerak maju, namun Oruc buru-buru menahannya.
"Tahan emosimu!" desis Oruc sambil mencengkram tangan kanan Ilyas yang memegang pedang.
Marinos kembali menoleh ke Oruc dengan mimik serius.
"Kalian tahu, sekarang berada dimana?" tanya Marinos lagi dengan nada yang tinggi.
"Iya, di Laut Aegea. Kami sudah sering berlayar di sini," jawab Oruc.
Marinos melotot, pura-pura takjub mendengar ucapan Oruc.
"Oh, sudah sering?!" tanya Marinos lagi.
Oruc mengangguk.
"Kami berlayar ke Tripoli untuk membawa barang dagangan ayah kami," kata Oruc lagi.