Mohon tunggu...
Aditya Pratama
Aditya Pratama Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pemerhati sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perbanditan di sekitar Perhajian, abad XI-XII

11 September 2023   01:30 Diperbarui: 2 Desember 2023   16:53 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hatta, dikirimlah pasukan dari Baghdad untuk mengepung Ibnu 'Ata.' Dalam pengepungan itu harta keluarganya dijarah sehingga dia pun dimiskinkan. Kemudian si jahanam ini pun berjanji untuk patuh dan tidak akan lagi mencelakai jemaah haji (2016, II:189).

Kemudian, ada pula kabar baik dari 1180-an. Dalam tahun-tahun ini perbanditan yang digalang oleh bani Zughb surut lantaran bani laknat yang satu ini akhbarnya tertimpa azab: jumlah mereka semakin berkurang, tak pula makmur ataupun berjaya, sedangkan musuh-musuhnya semakin ganas (al-Athir, 2016, II:148).

Senyatanya, perbanditan yang menimpa jemaah haji di abad XII tak hanya dilancarkan oleh orang-orang setempat, melainkan juga pendatang seperti bangsa Frank, misalnya. Di tengah hangatnya Perang Salib, seorang bangsawan cum kesatria Frank bernama Raynald dari Chatillon rupanya diakhbarkan gandrung membandit. Dia adalah penguasa Oultrejourdain, yang merupakan kerajaan vassal dari Kerajaan Yerusalem, dan bermarkas di Kerak.

Sebagaimana dicatat al-Athir, pada medio Mei 1181 Raynald, yang disebutnya salah seorang Frank yang terhebat sekaligus terjahat, membandit di dekat Tayma--rencananya setelah itu dia akan menyerang Madinah pula, tetapi batal--yang terletak 200 km di sebelah selatan wilayah kekuasaannya, daerah yang biasanya dilalui oleh kafilah jemaah haji yang bertolak dari Suriah ke Madinah (2016, II:276).

Sebagaimana disimpulkan oleh sejarawan Alex Mallet dalam artikelnya, "A Trip Down the Red Sea with Reynald of Chatillon," perbanditan Raynald ini merupakan strateginya dalam merusak kekuatan militer dan ekonomi Kesultanan Ayubiyah serta menghalangi usaha Salahuddin al-Ayyubi dalam menyatukan Damaskus dan Aleppo, selain juga untuk mengumpulkan harta rampasan, modal penting untuk melancarkan serangan yang lebih besar ke Laut Merah.

Berikutnya, pada seputaran Januari 1183, Raynald mengirim lima kapal, lengkap dengan awaknya yang terdiri atas orang Frank, ke Laut Merah untuk merampok dan menjarah kapal-kapal jemaah haji dan pedagang selama empat puluh lima hari lamanya. Bahkan ada juga laskar Frank yang hendak menyerang Madinah (Mallet, 2008:141-145).

Serangan tersebut dibenarkan pula oleh pelancong asal al-Andalus bernama Ibnu Jubayr (1145-1217). Dalam catatan perjalanannya yang kelak diterbitkan dengan tajuk Travels of Ibn Jubayr: A Medieval Journey from Cordoba to Jerusalem, disebutkan bahwa yang membangun kapal-kapal itu adalah orang Suriah Kristen. Selain membakari enam belas kapal yang berlayar di Laut Yaman, awak kapalnya juga merebut kapal yang bertolak dari Yaman mengangkut barang dagang dan makanan untuk didistribusikan di Mekkah dan Madinah.

Arkian, mereka pun merapat di 'Aydhab dan mencegat kapal jemaah haji yang bertolak dari Jeddah. Di 'Aydhab mereka merampok kafilah dan menghabisi semua rombongannya. Lebih parah lagi, menurut Ibnu Jubayr para awak kapal itu bertujuan ke Madinah untuk mengambil sisa jasad Nabi Muhammad dari makamnya. Tetapi, rencana itu digagalkan oleh pasukan yang dipimpin oleh Husamuddin Lu'Lu', dan mereka pun dihukum mati atas perintah Salahuddin al-Ayyubi (Ibnu Jubayr, 2020:71-72).

Kelak, pada awal 1187, Raynald kembali berbuat onar. Kali ini, dia menyerang jemaah haji dan kafilah dan, oleh karenanya, dianggap melanggar perjanjian dengan al-Ayyubi. Kali ini, yang menjadi korban keganasannya di antaranya adalah kerabat daripada al-Ayyubi. Sebagai balasannya, al-Ayyubi pun mengirim pasukan untuk mengepung Kerak, markas Raynald.

Tak lama kemudian, pada Juli 1187, Raynald, berikut kegaduhan yang diakibatkannya, tamat riwayatnya di tangan Salahuddin al-Ayyubi. Selepas mengungguli pasukan Salib dalam Pertempuran Hattin, al-Ayyubi menghadiahkan hukuman mati kepada Raynald atas afalnya yang sumbang terhadap jemaah haji dan awak kafilah dagang (al-Athir, 2016:322-324).

Selain perbanditan bangsa Frank, Ibnu Jubayr juga menceritakan pasal perbanditan yang dilakukan oleh para syarif yang menghuni Jeddah, baik yang berasal dari garis Ali maupun Ja'far bin Abi Thalib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun