- Meningkatkan kolaborasi antara arsitek, insinyur, dan pengembang untuk menciptakan bangunan yang lebih berkelanjutan.
Selain Green School Bali, berikut beberapa contoh bangunan yang menerapkan prinsip-prinsip arsitektur berkelanjutan:
- The Edge, Amsterdam, Belanda: Gedung kantor ini dikenal sebagai gedung paling berkelanjutan di dunia. Ia memiliki desain yang memaksimalkan cahaya alami, sistem ventilasi yang efisien, dan panel surya yang menghasilkan energi terbarukan. The Edge juga menggunakan sensor untuk mengoptimalkan penggunaan energi dan air, serta memiliki taman atap yang membantu mengurangi dampak panas.
- The Bullitt Center, Seattle, Amerika Serikat: Gedung kantor ini dirancang untuk mencapai standar "Living Building Challenge", yang merupakan standar bangunan berkelanjutan yang sangat ketat. Ia menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan, sistem pengumpulan air hujan, dan panel surya yang menghasilkan energi terbarukan. The Bullitt Center juga memiliki sistem ventilasi alami yang membantu mengurangi konsumsi energi.
- The GreenPix Zero Energy Media Center, Beijing, China: Gedung ini merupakan contoh bangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan teknologi energi terbarukan dan desain pasif. Ia memiliki panel surya yang menghasilkan energi terbarukan, sistem ventilasi alami yang efisien, dan dinding hijau yang membantu mengurangi dampak panas. The GreenPix Zero Energy Media Center juga menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan.
- The Shanghai Tower, Shanghai, China: Gedung pencakar langit ini merupakan contoh bangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan desain pasif dan teknologi energi terbarukan. Ia memiliki desain yang memaksimalkan cahaya alami, sistem ventilasi yang efisien, dan turbin angin yang menghasilkan energi terbarukan. The Shanghai Tower juga menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan memiliki taman atap yang membantu mengurangi dampak panas.
Contoh-contoh bangunan ini menunjukkan bahwa arsitektur berkelanjutan dapat diterapkan pada berbagai jenis bangunan, dari gedung kantor hingga pencakar langit. Â Mereka juga menunjukkan bahwa arsitektur berkelanjutan tidak hanya tentang mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga tentang menciptakan bangunan yang lebih sehat, lebih efisien, dan lebih nyaman untuk penghuninyaÂ
Membangun bangunan berkelanjutan di negara berkembang menghadirkan tantangan unik yang berbeda dengan negara maju. Berikut beberapa tantangan utama:
1. Keterbatasan Sumber Daya dan Infrastruktur:
- Akses terhadap Teknologi: Teknologi bangunan berkelanjutan seperti panel surya, sistem pengumpulan air hujan, dan bahan bangunan ramah lingkungan seringkali mahal dan sulit diakses di negara berkembang.
- Ketersediaan Bahan Bangunan: Bahan bangunan ramah lingkungan mungkin tidak tersedia secara lokal atau diimpor dengan biaya tinggi, sehingga penggunaan material konvensional yang kurang ramah lingkungan masih menjadi pilihan.