Tantangan yang serupa yaitu Lingkungan sosial, seperti keluarga, juga memainkan peran besar dalam membentuk partisipasi politik masyarakat. Ditemukan bahwa banyak individu di Kota Bekasi yang terpengaruh oleh pandangan politik keluarga mereka, baik secara positif maupun negatif. Keluarga menjadi agen sosialisasi politik yang kuat, terutama bagi generasi muda yang baru pertama kali terlibat dalam pemilihan. Munawarah dan Kristanto (2022) menjelaskan bahwa nilai-nilai politik dan kepercayaan sering kali ditanamkan dalam lingkungan keluarga dan dapat memengaruhi sikap politik individu. Ini berarti bahwa individu yang berada dalam keluarga dengan partisipasi politik tinggi akan lebih mungkin terlibat aktif dalam pemilu. Selain itu, pengaruh dari teman dan lingkungan komunitas turut memperkuat niat seseorang untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi politik di Kota Bekasi adalah melalui program sosialisasi politik yang dirancang khusus untuk pemilih pemula. Generasi Muda menyatakan bahwa mereka merasa kesulitan dalam memahami informasi politik dan proses pemilu. Banyak dari mereka yang merasa perlu diberikan edukasi politik lebih lanjut agar mereka bisa membuat keputusan yang tepat dalam memilih pemimpin. Pangestuti et al. (2018) menekankan bahwa sosialisasi politik melalui New Media dapat membantu generasi muda memahami nilai-nilai demokrasi dan diharuskan keterlibatan politik. Dalam konteks ini, peran lembaga pendidikan dan komunitas lokal juga untuk mengedukasi para masyarakat ataupun generasi muda mengenai hak suara mereka.
Dengan Adanya New Media masyarakat berharap kandidat dan tim kampanye dapat menyampaikan program kerja dan visi-misi mereka secara transparan, tanpa manipulasi informasi. Transparansi ini sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap para calon. Gopal dan Verma (2017) menyoroti transparansi dan akuntabilitas dalam proses politik sebagai elemen yang mendukung partisipasi politik. Ketika masyarakat merasa bahwa informasi yang mereka dapatkan akurat dan tidak dimanipulasi, maka kepercayaan terhadap proses politik pun meningkat, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk berpartisipasi.
Dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik masyarakat Kota Bekasi dalam Pilkada sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti New Media, tingkat kepercayaan terhadap sistem politik, peran keluarga, akses informasi, serta transparansi kandidat. Untuk meningkatkan partisipasi politik, diperlukan upaya edukasi yang lebih baik, terutama bagi Masyarakat ataupun Generasi muda, serta peningkatan akses informasi politik yang mudah diakses. Keberhasilan dalam meningkatkan partisipasi politik ini juga bergantung pada upaya bersama dari new media, lembaga pendidikan, dan komunitas lokal dalam menyediakan informasi yang akurat dan mendorong keterlibatan masyarakat dalam proses politik.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapati oleh penulis yaitu peran new media dalam mendorong partisipasi politik, khususnya di kalangan generasi muda dan masyarakat Ditemukan bahwa generasi muda, terutama Gen Z dan milenial, sangat dipengaruhi oleh media sosial sebagai sarana informasi politik. Media sosial menyediakan akses informasi yang cepat dan luas, sehingga mereka lebih mudah untuk mengakses dan memahami isu-isu politik terkini (Karim, Wibawa, & Arisanto, 2020). Selain itu, New media juga berfungsi sebagai sarana dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi sikap politik masyarakat (Islamy, 2022). Platform ini memiliki peran dalam meningkatkan kesadaran politik dan mendorong keterlibatan aktif di kalangan masyarakat, terutama menjelang pemilihan umum atau pilkada.
Studi ini juga mengungkapkan adanya ketergantungan tinggi pemilih pemula terhadap media sosial, terutama Instagram dan platform lainnya, dalam memperoleh informasi dan membentuk sikap politik. Gen Z, yang umumnya lebih peka terhadap isu-isu sosial dan politik, cenderung menggunakan media sosial sebagai sumber utama informasi politik dan saling berdiskusi dalam ruang digital ini (Kusumadinata & Suryatna, 2024). Di sisi lain, masyarakat juga menghadapi tantangan dalam menginterpretasikan informasi politik secara kritis, karena sifat media sosial yang cepat dan kadang-kadang kurang akurat (McKinsey Explainers, 2023). Ini menunjukkan bahwa aksesibilitas informasi yang tinggi melalui media sosial perlu diimbangi dengan kemampuan literasi media yang kuat.
Selain itu, new media sebagai ruang publik digital memberikan ruang partisipasi yang lebih inklusif, dimana masyarakat bisa berdiskusi, mengemukakan pendapat, dan berpartisipasi dalam diskusi politik secara lebih bebas. Seperti yang diungkapkan oleh Kadir (2022), media sosial memainkan peran dalam menciptakan ruang demokrasi bagi generasi muda. Namun, partisipasi politik di media sosial sering kali terbatas pada aktivitas online, seperti berkomentar atau berbagi informasi, tanpa terwujud dalam bentuk partisipasi politik nyata. Ini menunjukkan bahwa partisipasi politik secara digital perlu didukung oleh tindakan nyata dalam proses politik.
Tantangan lain yang ditemukan adalah adanya potensi alienasi generasi muda dari politik, yang disebabkan oleh ketidakpercayaan terhadap institusi politik dan aktor politik. Dalam beberapa kasus, ketidakpuasan terhadap praktik politik tradisional menyebabkan generasi muda menjadi apatis atau bahkan sinis terhadap politik (Munawarah & Kristanto, 2022). Ketidakpercayaan ini dapat mengurangi motivasi pemilih pemula untuk berpartisipasi aktif dalam politik, baik melalui saluran digital maupun secara langsung dalam kegiatan politik.
Faktor lain dalam meningkatkan partisipasi politik adalah pembelajaran politik yang terarah dan mendalam, baik melalui pendidikan formal maupun kegiatan sosialisasi politik. Pendidikan politik melalui new media memainkan peran dalam memperluas pemahaman masyarakat mengenai isu-isu politik, struktur pemerintahan, serta hak dan kewajiban sebagai warga negara (Pangestuti, Herutomo, & Istiyanto, 2018). Namun, tantangan yang dihadapi adalah memastikan bahwa pendidikan politik yang disampaikan melalui media sosial dapat dipahami dengan benar oleh generasi muda ataupun masyarakat untuk mendorong tindakan nyata dalam proses politik.