Mohon tunggu...
Adinda Trianurahmah
Adinda Trianurahmah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Demokrasi dan Literasi Politik dalam Pemilu di Indonesia untuk Mewujudkan Kemajuan Nasional

22 Juni 2024   11:55 Diperbarui: 22 Juni 2024   11:55 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Literasi politik berperan penting dalam mendorong kemajuan nasional. Dengan memahami isu-isu politik dan proses pengambilan keputusan, masyarakat dapat berpartisipasi secara lebih efektif dalam pemilu dan proses politik lainnya. Hal ini memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan mampu mengimplementasikan kebijakan yang pro-rakyat dan pro-pembangunan. Selain itu, literasi politik yang tinggi juga membantu dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk dialog politik yang sehat dan konstruktif, yang pada akhirnya memperkuat demokrasi dan stabilitas politik. Misalnya saja partisipasi Masyarakat yang sudah mendapatkan pemahaman politik dalam sistem sekolah, pemilihan pemimpin baik dari kecamatan, kabupaten, hingga presiden akan membantu perkembangan dan kemajuan negara. (Saputra, dkk., 2024; Pratama & Siswanto, 2024).

2.4 Tantangan Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia tidak terlepas dari berbagai tantangan yang mengancam integritas dan kualitasnya. Salah satu tantangan terbesar adalah praktik politik uang, yang mengurangi kualitas demokrasi dengan mempengaruhi keputusan pemilih melalui insentif finansial. Fenomena ini mencerminkan kurangnya literasi politik di kalangan masyarakat, di mana pemilih sering kali tidak memahami dampak negatif dari praktik tersebut terhadap kualitas pemerintahan dan kebijakan public (Ukasah, 2024; Agustin & Firdos, 2024).

Selain itu, disinformasi dan hoaks yang tersebar luas melalui media sosial dan platform digital lainnya juga menjadi tantangan serius bagi demokrasi. Informasi yang tidak akurat dan menyesatkan dapat mempengaruhi opini publik dan mengganggu proses demokrasi. Rendahnya literasi digital dan politik di kalangan masyarakat memperparah situasi ini, karena banyak warga yang tidak memiliki keterampilan untuk mengevaluasi kebenaran informasi yang mereka terima (Aliya & Yuliana, 2024).

2.5 Upaya Peningkatan Literasi Politik

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, upaya peningkatan literasi politik harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Pendidikan politik harus dimulai sejak dini melalui kurikulum yang terintegrasi dalam sistem pendidikan formal. Selain itu, program-program pendidikan non-formal seperti seminar, lokakarya, dan diskusi publik juga penting untuk menjangkau masyarakat dewasa dan kelompok-kelompok yang kurang terpapar informasi politik (Taranau, 2024).

Yulianri & Maulia (2024) juga menyebutkan dalam penelitiannya bahwa media massa juga memiliki peran besar dalam meningkatkan literasi politik. Media yang bertanggung jawab harus menyajikan informasi yang akurat, berimbang, dan mendidik, sehingga masyarakat dapat mengakses informasi politik yang dapat dipercaya. Selain itu, inisiatif dari pemerintah dan organisasi non-pemerintah untuk menyelenggarakan kampanye literasi politik dan menyediakan sumber daya pendidikan politik juga penting untuk memperkuat pemahaman politik Masyarakat.

III. Metode Penulisan

Penulisan artikel ini menggunakan metode studi kepustakaan yang mendalam terhadap literatur terkait demokrasi, literasi politik, dan pemilu di Indonesia. Data diperoleh dari berbagai sumber tepercaya seperti jurnal akademik, buku teks, laporan riset, dan publikasi resmi. Metode ini cocok karena memberikan pemahaman komprehensif dan berbasis bukti yang dapat mendukung penjabaran tentang pentingnya demokrasi dan literasi politik dalam pemilu Indonesia untuk mencapai kemajuan nasional.

3.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber tertulis yang sudah ada. Proses ini melibatkan beberapa tahapan, yaitu identifikasi literatur yang relevan, evaluasi kualitas sumber, dan sintesis informasi yang diperoleh. Dalam artikel ini, literatur yang dikaji meliputi karya-karya ilmiah tentang demokrasi di Indonesia, literasi politik, serta hubungan antara kedua konsep tersebut dalam konteks pemilu dan kemajuan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun