Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Sampai Kapan Harus Bersabar Menyimpan Saham?

4 November 2020   07:03 Diperbarui: 4 November 2020   11:00 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keuntungan investasi/ sumber: knightslowe.co.uk

Tren Laba dan Tren Harga
Untuk memahami hal ini lebih dalam, kita dapat mengamati perubahan tren laba dan tren harga yang terjadi pada sebuah saham. Kedua tren tersebut ibarat "saudara kembar". 

Perubahan laba yang berhasil dicetak oleh perusahaan biasanya akan mempengaruhi pergerakan harga sahamnya. Oleh sebab itu, sewaktu laba perusahaan bertumbuh dari tahun ke tahun, maka harganya pun akan meningkat mengikuti tren laba tersebut.

Sudah ada cukup banyak kasus yang memperlihatkan hal ini. Sebut saja pergerakan harga saham-saham "bluechip", seperti BBCA, BBRI, ICBP, ASII, UNVR, dan HMSP. 

Dalam jangka pendek, katakanlah harian atau mingguan, pergerakan harganya tampak begitu acak, sehingga tidak terlihat hubungan antara tren laba dan tren harga. Namun, dalam jangka panjang, katakanlah tahunan, hubungan tadi dapat diamati dengan jelas. 

Hubungan antara tren laba dan tren harga/ sumber: theotrade.com
Hubungan antara tren laba dan tren harga/ sumber: theotrade.com
Dengan demikian, sebetulnya, yang wajib diperhatikan investor adalah tren labanya, bukan tren harganya. Oleh sebab itu, investor mesti menguasai analisis fundamental dengan baik, sebab tren laba hanya bisa dilihat lewat analisis tersebut. Alhasil, analisis itulah yang seharusnya menjadi "kompas" dalam menentukan setiap keputusan investasi yang dibuat investor.

Jadi, kalau ada yang bertanya, "Sampai kapan saya harus bersabar menahan sebuah saham", maka jawaban terbaik yang bisa diberikan adalah "Sampai terjadi perubahan fundamental pada perusahaan." 

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun