Produk "Primadona" di RPK UD Hijrah
Sewaktu menelusuri rak-rak yang terdapat di dalam RPK UD Hijrah, saya menemukan beragam produk BULOG. Semua produk tersebut diberi label KITA. Sebut saja produk Beras KITA. Produk ukuran lima kilogram per kantong tersebut mempunyai kualitas premium.
Pada saat itu, Bu Meri menyetok bawang putih di RPK miliknya dari gudang BULOG lantaran harganya sedang tinggi di pasaran. Alih-alih mengambil untung besar, ia malah menjual bawang putih di bawah harga yang berlaku pada saat itu. Ia tetap memasang harga sesuai dengan ketentuan BULOG.
"Sebab, RPK bertujuan membantu pemerintah untuk menjaga stabilitas harga di masyarakat," katanya. Sewaktu harganya turun di pasaran, Bu Meri memutuskan berhenti menyetok bawang putih, dan kembali membelanjakan produk BULOG yang rutin dibelinya.
Biarpun mengambil marjin keuntungan yang kecil, Bu Meri menyebut bahwa orderan terus datang dari berbagai tempat. Padahal, ia mengaku tidak menggunakan teknik promosi khusus. Sebab, promosi yang selama ini dilakukannya hanyalah lewat getok-tular saja.
Saya sempat merasa heran. Mengapa ada orang yang jauh-jauh datang membeli barang di RPK UD Hijrah? Apakah di sekitarnya tak ada RPK? Bu Meri menjelaskan bahwa hal itu terjadi lantaran RPK setempat belum menyediakan layanan yang optimal atau bahkan tutup sebelum berkembang. Hal itu tentunya lumrah terjadi di dalam bisnis. Biarpun sudah disokong fasilitas penunjang, risiko bangkrut tetaplah ada.
Makanya, untuk mengatasi kendala tersebut, akan jauh lebih baik kalau BULOG mengelola komunitas pengusaha RPK. Pengelolaan itu jelas penting. Sebab, program RPK yang baru berjalan beberapa tahun membutuhkan komunitas yang solid agar dapat berkembang lebih jauh. Tanpa dukungan dari komunitas, pengusaha RPK seolah berjalan sendiri-sendiri, sehingga akan sulit melebarkan "sayap" usahanya.
Pengelolaan komunitas bisa dilakukan dengan mengadakan kopi darat alias kopdar. Lewat pertemuan itu, para pengusaha RPK bisa berkenalan, berbagi pengalaman, dan bercerita tentang masalah yang dihadapi. Sebab, ternyata pengusaha RPK punya masalah yang beragam.