Aku mencintaimu tanpa tahu kenapa, kapan, atau dari mana.
Aku jujur mencintaimu, tanpa kerumitan dan harga diri;
Maka kucintai kau karena aku tak tahu cara lain
Daripada ini: bila aku tidak ada, tidak juga kau.
Begitu dekat hingga tanganmu di dadaku adalah tanganku,
Begitu dekat hingga matamu terpejam saat kuterlelap.
Biarpun judulnya menampilkan kesan penolakan cinta terhadap seseorang, isinya malah menggambarkan perasaan cinta yang sedemikian romantis. Lewat larik-larik, seperti: “Aku mencintaimu tanpa tahu kenapa, kapan, atau dari mana./ Aku jujur mencintaimu, tanpa kerumitan dan harga diri;/ Maka kucintai kau karena aku tak tahu cara lain/ Daripada ini: bila aku tidak ada, tidak juga kau.”, kita dapat merasakan betapa dalamnya cinta yang diuraikan lewat kata-kata itu.
Atas keindahan karya-karyanya, Neruda mendapat hadiah Nobel Sastra pada tahun 1971. Sebuah supremasi tertinggi dalam jagad sastra dunia. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 23 September 1973, ia meninggal dunia dengan damai. Biarpun sudah lama tiada, lewat sajak-sajaknya, kita seolah merasa masih terhubung dengan penyair yang kerap memakai topi itu. Sebuah hubungan emosional yang sedemikian dekat sehingga pantaslah kita berucap, ”Begitu dekat hingga tanganmu di dadaku adalah tanganku,/ Begitu dekat hingga matamu terpejam saat kuterlelap./
adiós señor Neruda.
Referensi:
Situs Wikipedia