Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Zoning Out Saat Membaca, Menemukan Cara untuk Tetap Fokus

31 Oktober 2024   10:11 Diperbarui: 31 Oktober 2024   10:33 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI kurangnya konsentrasi atau Zoning Out saat membaca buku via dailyrecord.co.uk

Ketika seseorang begitu khawatir untuk tidak fokus, kecemasan itu justru menjadi pusat perhatian mereka.

Mereka takut akan kegagalan dan justru malah menciptakannya. Kecemasan itu menciptakan lingkaran setan; semakin kita memikirkan soal gagal fokus, semakin sulit kita benar-benar fokus. Ini lucu, jika tidak tragis.

Kita adalah generasi yang mengutuk televisi atas hilangnya tradisi membaca, lalu menjatuhkan televisi demi komputer, kemudian melempar komputer untuk ponsel.

Sekarang, di titik ini, kita mengutuk ponsel karena tak bisa membaca buku. Bagaimana jika semua ini adalah sekadar paradoks tanpa jawaban?

Atau mungkin jawaban itu sudah ada, tapi kita terlalu sibuk melihat layar ponsel untuk menyadarinya.

Cinta Lama yang Terasingkan: Buku Bukan Lagi Prioritas

Bayangkan, sebuah buku fisik di tangan Anda, beratnya mengingatkan pada era ketika membaca adalah aktivitas yang layak dilakukan tanpa gangguan.

Namun, saat ini, membaca buku lebih sulit daripada membalik berita di ponsel atau melompat dari satu video ke video lainnya.

Kualitas "berat" dari buku justru menghalangi kita, mengingatkan kita bahwa setiap halaman adalah janji kesetiaan. Buku tidak memberi Anda gangguan---itulah masalahnya.

Ada yang bilang solusi mudah adalah memilih buku yang lebih menarik, yang relevan. Mungkin Anda lebih suka novel yang lucu, atau kisah petualangan yang ringan.

Tapi, mari kita jujur, ini bukan soal bukunya. Ini soal otak yang tidak lagi terlatih untuk tetap berada dalam satu ruang imajinasi yang sama untuk waktu lama.

Membaca bukan sekadar menyerap cerita. Ini adalah upaya untuk hidup dalam narasi lain. Dan masalahnya adalah, semakin banyak kita terbiasa dengan gangguan, semakin sulit bagi kita untuk tinggal di satu narasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun