Artinya, perjuangan feminisme harus mencakup semua aspek kehidupan perempuan, termasuk memastikan mereka memiliki kesempatan yang adil untuk sukses dalam politik.
Pengaruh Figur Publik dan Dinasti Politik
Faktor lain yang memengaruhi keterwakilan perempuan adalah latar belakang mereka sebagai bagian dari dinasti politik atau figur publik yang terkenal.Â
Tren ini menyoroti bahwa dalam banyak kasus, perempuan tidak terpilih karena kualitas pribadi mereka, melainkan karena afiliasi keluarga atau popularitas yang sudah terbangun sebelumnya.Â
Ini tentu memberikan keuntungan elektoral, tetapi tidak selalu menjamin kualitas kepemimpinan yang baik.
Perempuan yang berasal dari keluarga politik mungkin menghadapi ekspektasi yang berbeda dari perempuan yang mencalonkan diri secara mandiri.Â
Namun, tidak adil jika kita mengasumsikan bahwa semua perempuan dalam politik dinasti tidak kompeten.Â
Tantangannya adalah bagaimana memastikan bahwa perempuan, baik dari keluarga politik atau bukan, memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuan mereka tanpa harus terjebak dalam bayang-bayang nama besar keluarga.
Peran Partai Politik: Pragmatisme vs Komitmen
Partai politik di Indonesia masih pragmatis dalam memilih calon kepala daerah.Â
Mereka cenderung mendukung siapa pun yang memiliki peluang besar untuk menang, terlepas dari kualitas atau kapabilitas calon tersebut.Â
Dukungan partai sering kali tidak didasarkan pada upaya jangka panjang untuk membangun kepemimpinan perempuan yang kuat, melainkan pada kalkulasi jangka pendek untuk memenangkan pemilu.
Ketika partai politik hanya berfokus pada hasil survei dan peluang elektoral, mereka mengabaikan pentingnya membangun calon yang benar-benar memiliki visi dan kemampuan untuk memimpin.Â