Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - eklegein

Menyukai diskusi yang mencerahkan dan memperluas wawasan. Menyukai introspeksi dan diskusi yang membuka wawasan baru tentang kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pertarungan Perempuan di Pilkada 2024, Simbol Kemajuan atau Sekadar Strategi Elektoral?

12 September 2024   09:17 Diperbarui: 12 September 2024   14:45 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya, perjuangan feminisme harus mencakup semua aspek kehidupan perempuan, termasuk memastikan mereka memiliki kesempatan yang adil untuk sukses dalam politik.

Pengaruh Figur Publik dan Dinasti Politik

Faktor lain yang memengaruhi keterwakilan perempuan adalah latar belakang mereka sebagai bagian dari dinasti politik atau figur publik yang terkenal. 

Tren ini menyoroti bahwa dalam banyak kasus, perempuan tidak terpilih karena kualitas pribadi mereka, melainkan karena afiliasi keluarga atau popularitas yang sudah terbangun sebelumnya. 

Ini tentu memberikan keuntungan elektoral, tetapi tidak selalu menjamin kualitas kepemimpinan yang baik.

Perempuan yang berasal dari keluarga politik mungkin menghadapi ekspektasi yang berbeda dari perempuan yang mencalonkan diri secara mandiri. 

Namun, tidak adil jika kita mengasumsikan bahwa semua perempuan dalam politik dinasti tidak kompeten. 

Tantangannya adalah bagaimana memastikan bahwa perempuan, baik dari keluarga politik atau bukan, memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuan mereka tanpa harus terjebak dalam bayang-bayang nama besar keluarga.

Peran Partai Politik: Pragmatisme vs Komitmen

Partai politik di Indonesia masih pragmatis dalam memilih calon kepala daerah. 

Mereka cenderung mendukung siapa pun yang memiliki peluang besar untuk menang, terlepas dari kualitas atau kapabilitas calon tersebut. 

Dukungan partai sering kali tidak didasarkan pada upaya jangka panjang untuk membangun kepemimpinan perempuan yang kuat, melainkan pada kalkulasi jangka pendek untuk memenangkan pemilu.

Ketika partai politik hanya berfokus pada hasil survei dan peluang elektoral, mereka mengabaikan pentingnya membangun calon yang benar-benar memiliki visi dan kemampuan untuk memimpin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun