Ini menciptakan lingkungan politik di mana kualitas diabaikan, dan perempuan hanya dilihat sebagai bagian dari strategi elektoral, bukan sebagai pemimpin potensial.
Masa Depan Politik Perempuan
Di satu sisi, kita dapat merayakan peningkatan jumlah perempuan yang mencalonkan diri dalam Pilkada Serentak 2024.Â
Ini adalah tanda bahwa perempuan semakin berani memasuki ranah politik yang dulu didominasi laki-laki.Â
Namun, di sisi lain, kita harus waspada agar keterwakilan ini bukan hanya menjadi permainan angka yang dipolitisasi oleh partai.
Kita perlu menyoroti pentingnya membangun kapasitas politik perempuan, memastikan bahwa mereka tidak hanya dipilih karena popularitas sementara atau kalkulasi pragmatis.Â
Keterwakilan perempuan dalam politik harus berarti bahwa perempuan juga memiliki suara yang kuat dan substansial dalam pengambilan keputusan, yang pada ahirnya, politik adalah tentang kualitas, bukan sekadar angka di atas kertas.
Politik tidak seharusnya hanya tentang siapa yang bisa memenangkan pemilu, melainkan tentang siapa yang mampu memimpin dengan baik dan memberikan perubahan positif bagi masyarakat.Â
Di sinilah pentingnya memperjuangkan kualitas, bukan hanya kuantitas.Â
Seperti yang pernah dikatakan aktivis feminis bell hooks, "Feminism is for everybody." Jika kita ingin keterwakilan perempuan benar-benar membawa perubahan, maka kita harus memastikan bahwa perempuan yang terlibat dalam politik memiliki kapabilitas dan dukungan yang mereka butuhkan untuk memimpin dengan baik.
Kita tidak hanya membutuhkan lebih banyak perempuan di politik---kita membutuhkan lebih banyak pemimpin perempuan yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H