Seorang teman, Sudarmono namanya, pernah mengunggah sebuah foto yang sangat memprihatinkan. Teman ini usai bersalaman dengan sahibul hajat kemudian memilih jalan belakang saat kondangan.Â
Soalnya mau pakai rute reguler, tetamu ramai. Cara pintas lewat belakang yang nanti bertemu dengan dapur lokasi acara.
Saat keluar dari jalan belakang, bersoboklah teman ini dengan dapur gedung tempat acara hajatan itu. Teman tadi kaget.Â
Sebab, saat ia keluar gedung, pemandangan di dapur itu sungguh menyayat hati. Ratusan piring terserak di situ.Â
Penyebabnya bukan soal itu. Tapi nasi dan lauk pauk di ratusan piring itu yang bikin hati teriris.
Alangkah banyak di antara tamu yang tak menghabiskan lauk dan nasinya. Ada yang sisanya banyak.Â
Ada juga yang mungkin separuh. Hanya sedikit piring yang bersih tandas dari makanan.
Kawan ini kemudian memotret itu dan mengunggahnya di media sosial. Saya meminjamnya untuk melengkapi tulisan ini. Kepadanya saya sudah beroleh izin.
Ia ingin mengetuk kesadaran bahwa menghabiskan makanan itu sungguh elok apalagi saat hajatan. Ia terkesima oleh banyaknya butiran nasi dan lauk pauk yang tersisa dan terbuang.
Soal nasi ini, saya ada catatan menarik. Mungkin pembaca bisa mencari kata kunci Surono Danu di YouTube.Â
Salah satunya bisa dari sini.