Kembali ke cerita tadi. Habis berita pertama "dimakan" warganet, semua reporter mencari sudut pandang lain tapi masih kaitan dengan itu.Â
Saya yang kebetulan punya nomor direktur rumah sakitnya, menelepon orang nomor satu di lembaga itu. Hasil wawancara segera saya tulis dan serahkan kepada editor yang bekerja. Berita tak lama naik dan "dimangsa" lagi dengan warganet.Â
Tampilan di Google Analytic juga bagus. Yang biasanya baca hanya belasan, sore sampai malam tembus seratusan.Â
Kami juga waswas, server jebol lantaran tak biasa menerima kedatangan pembaca seratusan dalam jenak waktu yang sama.
Begitu deras berita satu per satu naik ke angkasa. Satu per satu juga melengkapi berita-berita sebelumnya. Pembaca makin paham sebuah konteks peristiwa dari kederasan berita ini.
Pembaca senang mendapatkan berita multi-angle sehingga mereka bisa paham apa yang sedang terjadi. Yang gempor bagian redaksi. Reporter kerja keras dengan menghasilkan informasi yang sahih. Editor memolesnya supaya makin cantik dan resik.
Media sosial juga makin ramai karena mengambil berita itu. Praktis malam itu berita duajurai.com soal pasien miskin terusir dari rumah sakit viral. Sayang, web ini sekarang tidak aktif lagi.
Akurat, banyak, cepat, dan deras itulah ABCD yang dimaksud. Terima kasih sudah membaca dengan saksama dan dalam tempo yang tidak begitu lama. [Adian Saputra]
Foto pinjam dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H