Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memahami ABCD Jurnalisme Media Massa Online

3 Maret 2023   10:28 Diperbarui: 4 Maret 2023   08:47 1635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buat apa buru-buru, tapi mengabaikan akurasi, mengabaikan ketepatan, menafikan kecermatan, memasabodokan ketelitian.

Kita memang penting untuk mendorong semua media massa daring untuk taat dengan akurasi ini. Semua mesti akurat. Nama orang, nama tempat, nama pasal, nama daerah, nama geografis, dan lainnya. 

Memang benar, berita online bisa diedit dan diganti atau direvisi. Namun, apakah ada jaminan, mereka yang pertama kali baca akan mengulang bacaan itu sekadar ingin tahu ada revisi atau tidak.

Maka itu, yuk sama-sama kita jaga akurasi. Buat penulis di Kompasiana, juga demikian. Jaga akurasi. Perlahan-lahan belajar. 

Mana nama yang mesti dimulai dengan huruf kapital, mana yang tidak. Mana yang mesti pakai huruf dimiringkan, mana yang tidak. Apakah mesti sering-sering kalimat ada yang ditebalkan atau tidak.

Termasuk dalam penulisan di dalamnya. Mungkin menyangkut nama orang, nama kejadian, nama lokasi, nama lembaga, dan lainnya.

Banyak

Media massa online mesti banyak produksi berita. Banyak ini relatif ya. Dulu waktu di duajurai.com bersama Bang Juwe dan tiga editor plus empat reporter, dalam sehari minimal bisa enam puluhan berita. 

Sebab, dulu tiap editor dikasih tanggung jawab naikkan 16 berita. Itu terdiri dari 8 berita karya reporter, 8 lagi produksi sendiri si editor.

Usai di duajurai.com, saya bekerja lima tahun di jejamo.com. Saya ada saham di sini. Kecil sih, hanya setara zakat fitrah, 2,5 persen. 

Posisi saya pemimpin redaksi waktu itu. Jabatan ini memang saya yang minta. Pas saya gabung, kepada pemilik utama, saya bilang, saya mau masuk ke sini tapi ada syarat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun