Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Rommel dan Pertempuran Terakhir di El Alamein

18 Januari 2023   14:49 Diperbarui: 18 Januari 2023   19:48 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenderal Erwin Rommel (tengah). Sumber foto Kompas.com

"Ada apa, Letnan?" Rommel tanya.

"Siap, Jenderal. Ammar izin hendak ikut satu kali jenderal menaiki Storch untuk pantau pasukan kita."

Rommel melihat Ammar yang sudah siap. Ammar menunduk saja. 

Ia tak yakin. Tapi ia lega kala bahunya dirangkul Rommel dan menaiki Storch. Ini pesawat Rommel untuk memantau pasukan.

"Apakah Tuan Jenderal Guderian juga menggunakan pesawat jenis ini jika memantau pasukannya, Jenderal Rommel." Ammar berani bertanya usai Storch mengapung di angkasa.

"Tidak, Ammar. Tuan Jenderal Guderian lebih suka menggunakan kendaraan pansernya. Aku suka Storch karena bisa lebih cepat mengetahui kedudukan pasukanku."

Olbrich memberikan teropong kepada Ammar. Ammar melonjak.

"Itu Mecchili, Jenderal. Tempat orangtua saya dulu bekerja di sana. Mechili juga hendak dibebaskan pasukan kita, Jenderal Rommel?"

Rommel tak menjawab. Ia hanya senyum sembari terus memperhatikan gerakan ribuan tank dan pasukan besarnya di gurun Afrika.

Rommel punya intuisi layaknya rubah gurun. Kalangan Inggris menjulukinya The Desert Fox. Kota-kota yang semua berada di penguasaan Inggris, dibebaskan Rommel.

Ammar melihat dengan matanya sendiri betapa pasukan Jerman dan divisi berlapis baja Rommel ini gesit dan cepat dalam bergerak serta piawai mengatur titik yang hendak dilumpuhkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun