Jadi, soal wartawan ini dan itu ya sudah kerjaannya memang. Aneh juga kalau ada jurnalis liputan tapi malah tidak bertanya.
Jurnalis yang baik tentu tidak tanya sesuatu yang tidak konteks. Ia akan tanya sesuai dengan konteks. Prinsipnya, ia mesti tanya beberapa hal sehingga persoalan yang hendak diwartakan bisa diperoleh datanya dengan baik.
Kedua, takut dimintai duit
Beberapa orang enggan bertemu jurnalis karena pemahaman lazim di masyarakat, kalau ketemu jurnalis mesti kasih uang. Kok, kayak pengemis ya, hahaha.
Mungkin ada yang demikian, mungkin juga banyak. Apalagi di daerah yang letaknya agak jauh dari pusat ibu kota provinsi atau kabupaten/kota.
Biasanya para kepala sekolah yang tidak begitu respek ketemu orang yang mengaku-ngaku jurnalis. Padahal boleh jadi tidak semua. Biasanya sih kelihatan juga dari tampang dan penampilannya.
Kadang ada kekhasan jurnalis yang abal-abal. Ia hanya mengaku wartawan, bawa koran selembar, dan meminta konfirmasi berita. Biasanya sih soal kasus atau semacam temuan begitu.
Alhasil, ini bikin orang malas bertemu dengan jurnalis. Yang kasihan jurnalis betulan yang memang hanya berharap informasi tanpa ada kode minta duit.
Biasanya kalau jelang Lebaran, pejabat atau anggota DPRD setempat sudah tak ada di kantornya. Soalnya, mereka pening banyak dimintai orang oleh mereka yang mengaku dirinya wartawan.
Kalau saya insyaallah tidak demikian. Masak jurnalis sekeren, seganteng, dan secerdas saya ini punya sikap dan perilaku demikian. Huek. Hahaha.
Ketiga, tidak berani jadi narasumber