Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Jurnalis Bukan Juru Tulis

28 April 2016   19:32 Diperbarui: 29 April 2016   11:32 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Langkah apa yang akan dilakukan Kementerian agar alokasi anggaran untuk rumah buat rakyat miskin bisa terealisasi?"

Ia menjawab lagi. Kali ini sudah benar-benar dekat dengan masjid. Wawancara pun usai. Saya lega.

Beberapa jurnalis bilang, "Makasih ya, Mas." Saya mengangguk.

Saya kemudian menulis laporan itu. Karena masih bekerja di Kantor Berita Radio 68H (KBR68H), saya menulis di notes dan menyiapkan sisipan suara di tape recorder yang akan saya laporkan. Angle saya susun dengan baik, yang kira-kira bisa naik di Kabar Terbaru KBR68H.

Saya menduga, untuk isu yang teknis semacam perumahan, memang bagusnya setiap jurnalis membaca terlebih dahulu isu besarnya. Dari situ kita bisa bertanya, sesuai dengan kebutuhan pembaca, pendengar, dan pemirsa. Jadi, tak sekadar menulis. Soal jurnalis lain mendapat manfaat dari angle yang kita susun, tidak masalah. Soal profesionalisme kan bergantung masing-masing orang. Apalagi untuk isu yang basisnya bukan sekadar peristiwa.

Pernah juga waktu ada acara Muhammadiyah di Lampung. Beberapa pakar politik Islam datang. Salah satunya Yudi Latif. Seorang pengamat politik Islam yang masih muda. Itu mendekati Pemilu 2009. Dari rumah saya sudah menyiapkan apa yang mau saya tanyakan. Draf saya susun yang rapi. Notes dan pena masuk tas. Juga dengan tape recorder.

Begitu Yudi Latif usai mengisi acara dan mau makan siang, kami mengerumuninya. Saya paling depan. Beberapa wartawan awalnya tidak hendak mewawancarai. Saya tak ambil pusing. Isu soal prediksi perolehan partai Islam yang ingin saya tanyakan.

Seorang teman datang dan tanya. "Yan, dia itu siapa?". Capek deh, hehehe.

Saya bilang, pengamat politik Islam.

Begitu Yudi duduk, saya duduk di sampingnya dan bertanya.

"Bagaimana prediksi Anda perolehan suara partai Islam di pemilu mendatang?'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun