Kesimpulan
Nah, jika dikerucutkan dalam ranah mikro, semisal upaya mengendalikan inflasi selama Ramadan, tentu BI tidak bisa bekerja sendirian. Dan kesimpulan di bawah ini, barangkali menjadi khatimah yang baik untuk artikel sederhana ini.
Pertama, BI memberikan masukan mengenai sasaran inflasi
Saban awal tahun, penetapan sasaran inflasi dilakukan pemerintah. Jika ingin bersinergi dengan baik, BI layak memberikan advis yang membantu pemerintah realistis dalam menetapkan sasaran inflasi. Sasaran yang ditetapkan dengan pertimbangan yang matang akan lebih baik ketimbang yang disusun dengan data yang kurang tepercaya
Kedua, BI mendorong pemerintah daerah atasi ketimpangan struktural
Disebabkan inflasi tak melulu berkenaan dengan variabel ekonomi, BI bisa mendorong setiap pemda untuk mengatasi ketimpangan struktural. Beri masukan kepada pemerintah agar tidak melulu memperbaiki jalan yang rusak saat bulan puasa. Jika diperbaiki sejak awal, distribusi barang menjadi lancar dan pasokan di pasar akan aman. Dengan begitu, inflasi bisa dikendalikan atau setara dengan sasaran yang ditentukan
Ketiga, BI mendorong TPID serius bekerja
Mendorong agar peran pemda lebih terlihat, BI bisa memberikan masukan agar person yang dikirim dan masuk ke dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) adalah orang yang kapabel. Ketidakseriusan pemerintah dalam menempatkan orang di tim ini tidak memaksimalkan pekerjaan. Untuk itu, yang mesti ditugaskan di sini adalah mereka yang punya kemampuan memadai.
Keempat, BI mendorong pemerintah agar meminta korporasi memajukan THR
Demi mengendalikan inflasi selama Ramadan, ada baiknya THR diberikan satu atau dua bulan sebelum puasa. BI bisa memberikan advis dan alasan yang masuk akal kepada pemerintah. Dengan begitu, pemerintah saat meminta korporasi memberikan THR, punya pertimbangan yang logis. Ini bisa dicoba. Jika ada daerah yang sudah mencoba, pasti menjadi yurisprudensi untuk daerah lain. Dengan cara ini, inflasi lebih mudah dikendalikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H