" jadi maksudnya si Mbah waktu itu tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengulur waktu, agar orang-orang tak bersalah tak ikut jadi korban semata karena mereka tidak tahu apa-apa, memberi ruang agar Sang Kekasih Tuhan itu bisa kembali membenahi ladang, menebar bibit, dan menumbuhkan tanaman, begitu Mbah...!!!? " timpal saya.
" selain sesendok teh kopi murni, kopi mu ini kamu campur obat apa Di, bisa cerdas begitu kamu " timpal Mbah Nur coba kendur kan syaraf.
" saya campur lawak sedikit Mbah, biar ndak tegang... Hahahahaaa" saya mencoba tek-tok.
" lawak bahan jamu...? "
" kalau itu pakai 'Temu' Â Mbah jadi 'Temu Lawak'.... Hahahahahaaa" saya mulai terbawa suasana.
" nah ya memang begitu, begitu keTEMU, jadi LAWAKan...... Hahahahaaaaaa, nah sekarang kita tinggal tunggu hujan deras nya Di, jadi semua yang sudah ditanam bisa berbuah " Mbah Nur pun ikut tertawa.
" si Mbah bisa saja,.... " timpal saya.
" gantian ya,....! "
" gantian bagaimana Mbah...? " tanya saya agak bingung.
" gantian si Mbah yang nanya kamu,... "
" ini pertanyaan, atau ujian Mbah....? "