Salah satu alasan mengapa transparansi penting dalam pengambilan keputusan dalam kepemimpinan partisipatif adalah untuk membangun kepercayaan. Ketika pemimpin dan anggota tim bekerja sama dalam proses pengambilan keputusan yang transparan, di mana informasi dan data yang relevan dikomunikasikan dengan jujur, kepercayaan antara anggota tim dan pemimpin akan tumbuh. Anggota tim akan merasa dihargai dan diberdayakan, karena mereka merasa diberikan kesempatan untuk berkontribusi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu, transparansi juga dapat mengurangi potensi konflik dan spekulasi yang dapat muncul akibat kurangnya informasi yang cukup, karena semua anggota tim memiliki pemahaman yang sama tentang dasar-dasar pengambilan keputusan yang dilakukan.
Transparansi dalam pengambilan keputusan juga penting untuk memastikan akuntabilitas. Dalam kepemimpinan partisipatif, pemimpin dan anggota tim bertanggung jawab satu sama lain atas keputusan yang diambil. Dengan transparansi, setiap anggota tim dapat memahami secara jelas bagaimana dan mengapa suatu keputusan diambil, serta apa konsekuensinya. Hal ini membuat setiap anggota tim memiliki tanggung jawab untuk menjalankan keputusan tersebut dengan penuh kesadaran, karena mereka mengetahui dan memahami dasar-dasar pengambilan keputusan yang telah diputuskan secara transparan.
Selain itu, transparansi dalam pengambilan keputusan dalam kepemimpinan partisipatif juga dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil. Dengan melibatkan berbagai perspektif dan pandangan dari anggota tim yang beragam, proses pengambilan keputusan dapat menjadi lebih holistik dan komprehensif.
Keberagaman pemikiran dan pendekatan dalam proses pengambilan keputusan dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik, karena mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan meminimalkan bias pemimpin tunggal. Dalam konteks ini, transparansi menjadi kunci, karena memungkinkan setiap anggota tim untuk berbagi pendapat, ide, dan masukan secara terbuka, tanpa adanya penilaian atau hambatan yang dapat menghambat partisipasi aktif anggota tim.
Ada beberapa buku yang membahas teori tentang pentingnya transparansi dalam kepemimpinan partisipatif. Salah satunya adalah buku "The Practice of Adaptive Leadership: Tools and Tactics for Changing Your Organization and the World" yang ditulis oleh Ronald Heifetz, Alexander Grashow, dan Marty Linsky.
Dalam buku tersebut, para pengarang membahas tentang pentingnya kepemimpinan partisipatif yang transparan dan akuntabel. Mereka menjelaskan bahwa kepemimpinan partisipatif memerlukan keberanian untuk membangun kepercayaan dengan transparansi dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan.
Pengarang juga menekankan bahwa transparansi adalah kunci dalam membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat antara pemimpin dan masyarakat. Ketika seorang pemimpin melakukan keputusan secara transparan dan akuntabel, maka hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan dan legitimasi pemerintah di mata masyarakat.
Dalam konteks kepemimpinan partisipatif, pengarang juga menekankan bahwa pemimpin harus berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan dan melibatkan masyarakat dalam setiap tahap keputusan. Hal ini akan memungkinkan pemimpin untuk memahami kebutuhan dan aspirasi masyarakat dan mengambil keputusan yang lebih baik.
Dalam kesimpulannya, buku "The Practice of Adaptive Leadership: Tools and Tactics for Changing Your Organization and the World" membahas pentingnya kepemimpinan partisipatif yang transparan dan akuntabel. Melalui transparansi dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, seorang pemimpin dapat membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat dengan masyarakat, dan meningkatkan legitimasi pemerintah di mata masyarakat.
Pengambilan keputusan yang transparan dan akuntabel merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah kepemimpinan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin tidak hanya bertindak sesuai dengan kepentingannya sendiri, tetapi juga memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder. Di sini, akan dibahas mengenai bagaimana Anies Baswedan melakukan proses pengambilan keputusan secara transparan dan akuntabel.
Pertama-tama, dalam menjalankan proses pengambilan keputusan secara transparan dan akuntabel, Anies Baswedan juga melibatkan berbagai macam pihak dalam proses pengambilan keputusan. Contohnya, dalam mengambil keputusan mengenai pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada masa pandemi COVID-19, Anies Baswedan melakukan diskusi dengan berbagai macam pihak, seperti ahli epidemiologi, organisasi masyarakat, dan pengusaha. Hal ini menunjukkan bahwa Anies Baswedan tidak hanya memperhatikan kepentingan pemerintah, tetapi juga kepentingan seluruh stakeholder. Hal ini ditunjukkan melalui berbagai macam cara, seperti melalui website resmi, akun media sosial, atau melalui konferensi pers. Contohnya, pada masa pandemi COVID-19, Anies Baswedan secara rutin memberikan informasi mengenai perkembangan situasi pandemi dan kebijakan yang diambil oleh pemerintahannya melalui konferensi pers yang disiarkan langsung di televisi dan media sosial.