Tantangan dalam menerapkan keterbukaan dalam kepemimpinan
Dalam praktiknya, terdapat beberapa Tantangan dalam penerapan pada sebuah kepemimpinan keterbukaan, antara lain ketidaknyamanan dalam membagikan informasi, potensi kehilangan kendali atas situasi, dan risiko keamanan dan kerahasiaan (Martin & Sims 1956). Saat seorang pemimpin berusaha untuk menjadi lebih terbuka dengan pengikutnya, mereka mungkin merasa tidak nyaman untuk membagikan informasi yang sebelumnya dianggap rahasia atau pribadi. Hal ini dapat disebabkan oleh kekhawatiran bahwa pengikut tidak akan menerima informasi tersebut dengan baik, atau bahkan dapat memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Pemimpin juga mungkin merasa tidak nyaman karena terbuka tentang kelemahan atau kegagalan mereka, yang dapat membahayakan citra mereka di mata pengikut.
Selain itu, ketika pemimpin menjadi lebih terbuka, mereka dapat kehilangan kendali atas situasi. Informasi yang sebelumnya dikendalikan dan diatur dengan cermat sekarang mungkin tersebar di seluruh organisasi, dan pengikut dapat memiliki interpretasi yang berbeda-beda. Hal ini dapat memperumit situasi dan mengancam stabilitas organisasi.
Terakhir, ada risiko keamanan dan kerahasiaan yang harus dipertimbangkan ketika seorang pemimpin memutuskan untuk menjadi lebih terbuka. Informasi sensitif atau rahasia yang tidak dipelihara dengan baik dapat membahayakan keamanan organisasi dan pengikut. Pemimpin juga perlu memperhatikan bahwa pengikut mungkin memanfaatkan informasi yang mereka dapatkan untuk kepentingan mereka sendiri, seperti memberikan informasi rahasia kepada pesaing atau mempublikasikan informasi yang seharusnya tidak diketahui publik.
Keterbukaan ala Anis Baswedan
Sebagai contoh penerapan kepemimpinan keterbukaan, Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta saat ini, telah melakukan berbagai strategi yang mendukung keterbukaan antara pemimpin dan pengikutnya. Salah satunya adalah dengan meningkatkan komunikasi melalui media sosial dan forum tatap muka dengan masyarakat, serta mempertimbangkan umpan balik dari warga dalam pengambilan keputusan. Selain itu, Anies Baswedan juga menjaga transparansi dalam pengambilan keputusan dengan mempublikasikan data dan laporan keuangan pemerintah DKI Jakarta di situs web resmi pemerintah, serta melakukan diskusi terbuka dengan masyarakat untuk membahas kebijakan-kebijakan penting (Prasetyo, 2019).
Anies Baswedan dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang menekankan pada keterbukaan dan transparansi. Hal ini terlihat dari kesediaannya untuk berkomunikasi dengan publik serta upayanya untuk menjaga transparansi dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal dampak gaya kepemimpinannya pada pengikut, keterbukaan Anis Baswedan telah menghasilkan motivasi dan kepercayaan yang lebih tinggi dari pengikutnya. Kesediaannya untuk mendengarkan umpan balik dan melibatkan pengikutnya dalam proses pengambilan keputusan juga telah meningkatkan partisipasi dan keterlibatan pengikutnya (Aulia & Fauzi 2019).
Adapun strategi yang Anis Baswedan gunakan untuk menerapkan keterbukaan dalam kepemimpinannya antara lain memperbaiki komunikasi dengan pengikut, menjaga transparansi dalam proses pengambilan keputusan, dan mempertimbangkan umpan balik dari pengikut. Meskipun terdapat manfaat dari keterbukaan dalam kepemimpinan, Anis Baswedan tetap menghadapi tantangan. Tantangan tersebut antara lain ketidaknyamanan dalam berbagi informasi, potensi kehilangan kendali atas situasi, serta risiko keamanan dan kerahasiaan (Hidayat, 2019). Namun, Anis Baswedan telah menunjukkan komitmen untuk mengatasi tantangan ini dan menerapkan keterbukaan dalam kepemimpinannya.
Kolaborasi:
Kolaborasi adalah sebuah proses di mana dua orang atau lebih, atau kelompok, bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama dengan menggabungkan pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan sumber daya yang dimiliki. Kolaborasi menjadi komponen penting dalam kepemimpinan partisipatif karena memungkinkan para pemimpin untuk bekerjasama dengan anggota tim mereka, mengakui bahwa setiap orang memiliki kontribusi yang bernilai dan penting dalam mencapai tujuan organisasi.
Berikut adalah beberapa langkah-langkah dalam melakukan kolaborasi dalam kepemimpinan partisipatif: