Kunci Keberhasilan Kepemimpinan Partisipatif di Indonesia pada Pemilihan Presiden 2024: Menilik Sepak Terjang Anies Baswedan sebagai Bakal Calon Presiden.
Penulis: Ade Taryana1, Alfi Rahmaniah2, Andre Nur Prianata3, Emyati Tangkelembang4, Triono5, Yustiar Alan Dwihana6,
1,2,3,4,5,6, Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Trilogi
PendahuluanÂ
Gaya kepemimpinan dimaknai sebagai suatu perilaku yang dirancang dalam upaya mengintegrasikan visi pimpinan dengan objective organisasi mencakup dalam hal sikap, gerakan, tingkah laku, wewenang, kekuatan dan kapasitas berbuat baik (Kartono, 2018). Â Seorang pemimpin harus memiliki cara untuk dapat mempengaruhi orang lain agar mau melaksanakan apa yang diperintahkannya. Selain itu, seorang pemimpin juga merupakan seorang leader yang berfungsi melakukan hubungan interpersonal dengan bawahannya supaya bekerja sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing. Gaya kepemimpinan partisipatif adalah dengan melibatkan anggota tim dalam pengambilan keputusan terutama jika diperlukan pemikiran kreatif untuk memecahkan masalah kompleks atau membuat keputusan yang berdampak pada anggota tim (Dessler, 2002). Gaya kepemimpinan ini menekankan pada tingginya dukungan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit pengarahan. Gaya kepemimpinan "partisipatif" dirujuk karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian sehingga pemimpin dan bawahan dapat saling bertukar ide dalam pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan.
Menurut Yuki (2011) dalam kepemimpinan partisipatif terdapat empat point penting  yaitu :
1. Mengembangkan dan mempertahankan hubungan
2. Memperoleh dan member informasi
3. Membuat keputusan
4. Mempengaruhi orang.
Kepemimpinan partisipatif dapat membuat kreatifitas bawahan terdorong terutama dalam upaya pemecahan masalah. Menurut Cleverism (2020) menyatakan bahwa pemimpin partisipatif idelanya harus memiliki karakteristik serta ketrampilan, antara lain :