Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pengalaman Jadi Pamong SBH: Pramuka Pelopor Generasi Muda dalam Hidup Sehat

30 April 2024   22:18 Diperbarui: 7 Mei 2024   08:24 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ilustrasi Pertihusada Pramuka Saka Bakti Husada 2015. (Dokumentasi pribadi)

Pramuka Saka Bakti Husada merupakan pelopor dari kalangan generasi muda yang berperan dalam menggerakkan teman sebaya dan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.

Ketika masa sekolah -- SD, SMP, SMA -- pendidikan kepramukaan menjadi salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang paling menonjol di lingkungan sekolah.

Saya mengetahui aktivitas pramuka tersebut dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh kakak dan adik, lantaran keduanya adalah anggota Pramuka aktif pada masanya.

Yang saya pahami, tanggung jawab seorang pramuka bukanlah hal sederhana, anggota Pramuka mempunyai kode etik dari cara memakai seragam hingga sopan santun dalam pergaulan.

Dari situlah saya mengetahui orang yang memakai seragam pramuka sebetulnya memikul tanggung jawab yang tidak ringan, sehingga sangat dibutuhkan keseriusan dalam menjalankan tugasnya.

Saya sendiri, saat sekolah lebih berminat di ekskul (ekstrakulikuler) pecinta alam. Walaupun begitu, seingat saya, saat sekolah memiliki seragam Pramuka dan sesekali memakai baju Pramuka, walaupun bukan sebagai anggota Pramuka.

Singkat cerita, setelah bekerja pada hari tertentu saya harus memakai seragam Pramuka lantaran ditunjuk menjadi Pamong (pembina) Satuan Karya Pramuka (Saka) Bakti Husada.

Penunjukan sebagai seorang pamong SBH tersebut yang saya pahami sebagai - kebetulan -- panggilan tugas saja. Pasalnya, ketika itu salah satu tugas pokok dan fungsi di mana saya bekerja sebagai petugas promosi kesehatan adalah melakukan pembinaan peran serta masyarakat (PSM) termasuk diantaranya Pramuka sebagai bagian dari masyarakat sekolah.

Ya, sekurangnya 5 tahun saya menjadi Pamong Saka SBH sejak tahun 2011-2016 dan begitu banyak kenangan selama berinteraksi di dunia kepramukaan terutama anggota Pramuka yang berminat dalam kesakaan bidang kesehatan (Saka Bakti Husada).

Lantas, apa itu Satuan Karya Pramuka (Saka) Bakti Husada?

Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah pendidikan kepramukaan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat, dan memberikan pengalaman kepada para Pramuka dalam berbagai bidang ilmu, pengetahuan, dan teknologi (Iptek).

Satuan Karya ini ditujukan untuk memotivasi setiap anggota Pramuka untuk melaksanakan kegiatan karya nyata yang diimplementasikan dalam bentuk Krida, sehingga dapat memberi bekal bagi kehidupan dan pengabdiannya kepada masyarakat.

Dalam hal ini Saka merupakan ujung tombak pembinaan kesakaan Gerakan Pramuka sesuai minat dan kebutuhan anggota pramuka yang berkedudukan di Kwartir Cabang (Kwarcab) atau Kwartir Ranting (Kwarran) Gerakan Pramuka.

Selain Saka Bakti Husada (bidang kesehatan) terdapat Saka lainnya seperti Saka Dirgantara, Saka Bhayangkara, Saka Bahari, Saka Kencana (keluarga berencana), Saka Taruna Bumi, Saka Wanabakti, Saka Wira Kartika, dan Saka Kalpataru.

Saka Bakti Husada atau lebih dikenal dengan singkatan Pramuka SBH sendiri merupakan wadah pengembangan pengetahuan, sikap, dan perilaku anggota Pramuka yang berminat dalam bidang kesehatan.

Pengetahuan, sikap, dan perilaku diberikan kepada anggota Pramuka SBH dalam bentuk klasikal. Kegiatan ini dilakukan di "Pangkalan" atau Sanggar Pramuka SBH yang dipusatkan di Puskesmas setempat.

Lain itu, dalam kegiatan Pramuka SBH dilakukan pembinaan keterampilan praktik, penambahan pengalaman lapangan, dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.

Kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk kemah bakti husada pada Sabtu dan Minggu (Persami) tingkat ranting (kecamatan), Perkemahan tingkat Saka (Pertisaka) tingkat cabang (kabupaten), serta Pertihusada atau perkemahan bakti husada tingkat daerah (provinsi) dan Pertinas (perkemahan tingkat nasional).

Lain itu ada pula kegiatan kesakaan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu Saka yang disebut Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya.

Saya dikukuhkan sebagai pamong SBH pada tahun 2011, dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti Husada (Pimsaka) oleh Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kabupaten Pandeglang, setelah sebelumnya mendapat orientasi pembinaan SBH dari Pimpinan Pramuka Saka Bakti Husada Kwartir Daerah (Kwarda) Banten.

Selama bertugas sebagai Pamong Saka Bakti Husada saya bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan Pramuka Saka Bakti Husada di Kabupaten Pandeglang.

Sebagai Pamong Saka Bakti Husada saya dibantu oleh Instruktur yang memiliki kemampuan dan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian khusus pada bidang tertentu.

Instruktur SBH awalnya dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas (Pramuka dewasa) yang kemudian secara bertahap instruktur dilakukan oleh anggota Pramuka SBH senior yang telah lulus mengikuti atau mendapatkan syarat kecakapan khusus sesuai Krida yang diminatinya.

Pramuka SBH sebagai pelopor generasi muda hidup sehat

Pramuka yang menjadi anggota Saka Bakti Husada sangat berperan dalam menggerakkan dan memimpin masyarakat sekitarnya yakni sebagai motivator dan komunikator, penggerak masyarakat terutama generasi muda, perintis pembangunan dan pelaksana kegiatan baik yang bersumber dari masyarakat maupun yang bersifat keterampilan produktif.

Dalam berbagai aksi dan kegiatannya, Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka (teman sebaya) dan masyarakat di lingkunganya.

Kegiatan kesakaan sendiri idealnya dilaksanakan di gugus depan (Gudep) dan anggota satuan karya Pramuka SBH kebanyakan adalah peserta didik setingkat sekolah lanjutan tingkat atas (SMA) atau ada juga yang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Namun, lantaran keterbatasan peserta atau peminat Pramuka SBH, awalnya kegiatan pendidikan kesakaan tersebut dilaksanakan di pangkalan (Puskesmas) atau gabungan beberapa Gudep yang dilakukan di Kwarran, atau Sanggar Pramuka SBH yang ditentukan.

Saka Baktu Husada sendiri ini diperuntukkan bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau para pemuda dan pemudi usia antara 16-25 tahun.

Satuan Karya Pramuka SBH memiliki beberapa krida, yang masing-masing mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu.

Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus (TKK) sebagai Pramuka SBH yang dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan kesakaan yang dilakukan.

Awal mula sebagai pamong keberadaan Pramuka SBH di Kabupaten Pandeglang, Pramuka SBH berkembang secara dinamis. Tercatat hanya beberapa Kwarran atau Gudep yang aktif memiliki keanggotaan Pramuka SBH seperti Kwarran Pandeglang, Cadasari, Menes, dan Labuan.

Di Kabupaten Pandeglang yang terdiri 36 Puskesmas dimana kebanyakan instruktur kegiatan Pramuka SBH oleh petugas Puskesmas, kegiatan kepramukaan SBH hanyalah sebagai refleksi keinginan beberapa petugas kesehatan untuk menyalurkan minat dan bakat kepramukaan yang telah mereka miliki dalam bentuk perwujudan hobi secara bebas.

Sehingga dalam praktiknya di lapangan tidak semua Puskesmas terikat harus mengembangkan kepramukaan SBH atau Pramuka Saka Bakti Husada.

Krida dan SKK Pramuka Saka Bakti Husada

Foto Ilustrasi Pramuka Saka Bakti Husada. (Dokumentasi pribadi)
Foto Ilustrasi Pramuka Saka Bakti Husada. (Dokumentasi pribadi)

Krida adalah satuan kecil yang merupakan bagian dari Satuan Karya sebagai wadah kegiatan keterampilan tertentu.

Nah, setiap Satuan Karya memiliki beberapa Krida yang masing-masing mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu pula.

Kemudian, setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus (SKK) untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Kekaryaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut.

Oleh karena itu, Syarat Kecakapan Khusus (SKK) dalam Gerakan Pramuka dapat disamakan dengan kurikulum pelajaran di sekolah formal.

Sedangkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) merupakan indikator kecakapan yang dimiliki oleh pemakainya yang dapat disamakan dengan ijazah pada sekolah formal.

Jadi, SKK Saka Bakti Husada adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka untuk mendapatkan TKK Saka Bakti Husada.

Dalam Saka Bakti Husada sendiri sekurangnya terdapat 6 Krida dengan 35 SKK yakni Krida Bina Lingkungan Sehat, Krida Bina Keluarga Sehat, Krida Penanggulangan Penyakit, Krida Bina Gizi, Krida Bina Obat, dan Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Nah, Krida Bina Lingkungan Sehat memiliki beberapa tanda kecakapan khusus (TKK) yakni Penyehatan Perumahan, Penyehatan Makanan dan Minuman, Pengamanan Pestisida, Pengawasan Kualitas Air, dan Penyehatan Air.

Tujuan Krida Bina Lingkungan Sehat yakni upaya mempersiapkan peran Pramuka untuk membantu menggerakkan masyarakat dalam mendukung mewujudkan rumah sehat, tempat fasilitas umum sehat, dan penerapan upaya kesehatan lingkungan.

Lalu, Krida Bina Keluarga Sehat memiliki 7 tanda kecakapan khusus (TKK) yakni Kesehatan Ibu, Kesehatan Anak, Kesehatan Remaja, Kesehatan Usia Lanjut, Kesehatan Gigi dan Mulut, dan Kesehatan Jiwa.

Adapun tujuan Krida Bina Keluarga Sehat untuk memperoleh kecakapan khusus tentang pembinaan Keluarga Sehat yaitu pembinaan kesehatan ibu, kesehatan bayi dan anak pra sekolah, kesehatan usia sekolah dan remaja (termasuk didalamnya kesehatan gigi dan mulut), kesehatan reproduksi, kesehatan lanjut usia, kesehatan jiwa, serta kesehatan kerja, dan kesehatan olahraga.

Kemudian, Krida Penanggulangan Penyakit memiliki 11 tanda kecakapan khusus (TKK) yakni Penanggulangan Penyakit Malaria, Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah, Penanggulangan Penyakit Anjing Gila, Penanggulangan Penyakit Diare, Penanggulangan Penyakit TB Paru, Penanggulangan Penyakit Kecacingan, Imunisasi, Gawat Darurat, dan penanngulangan HIV / AIDS.

Krida Pengendalian Penyakit merupakan wadah kegiatan keterampilan, pengetahuan, dan teknologi tepat guna untuk memberikan kecakapan khusus tentang pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan penyakit menular.

Selanjutnya, Krida Bina Gizi memiliki 5 tanda kecakapan khusus (TKK) yakni Perencanaan Menu, Dapur Umum Makanan, upaya perbaikan gizi keluarga atau UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Penyuluhan Gizi, dan mengenal keadaan status gizi masyarakat.

Krida Bina Gizi memiliki tujuan membina setiap pramuka menjadi kader pembangunan kesehatan gizi berbasis masyarakat.

Selain itu, ada Krida Bina Obat yang memiliki 5 tanda kecakapan khusus (TKK) yakni Pemahaman Obat, Taman Obat Keluarga, Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat Adiktif, Bahan Berbahaya bagi Kesehatan, dan Pembinaan Kosmetik.

Krida Bina Obat merupakan Krida yang memberikan kecakapan khusus tentang pemahaman dan keterampilan tentang obat, baik obat kimia ataupun obat tradisional.

Sementara itu Krida terakhir yakni Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) memiliki 5 tanda kecakapan khusus (TKK) yakni Bina PHBS di Rumah, Bina PHBS di Sekolah, Bina PHBS di Tempat umum, Bina PHBS di Instansi Pemerintah, Bina PHBS di Tempat kerja.

Krida Bina PHBS adalah Krida yang memberikan kecakapan khusus tentang PHBS di Rumah Tangga, PHBS di Sekolah, PHBS di Tempat-tempat Umum, PHBS di Tempat Kerja dan PHBS di Institusi Kesehatan.

Adapun tujuan krida Bina PHBS untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang PHBS agar mau dan mampu menerapkan pada diri sendiri, keluarga, dan menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

Muatan-muatan dalam semua Krida dan SKK tersebut dirancang untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat dalam pengembangan kemampuan generasi muda, utamanya para Pramuka SBH, teman sebaya, dan masyarakat di lingkungannya.

Jadi Juara Pertihusada Provinsi Banten

Foto Ilustrasi Pramuka Saka Bakti Husada. (Dokumentasi pribadi)
Foto Ilustrasi Pramuka Saka Bakti Husada. (Dokumentasi pribadi)

Gerakan Pramuka SBH Kabupaten Pandeglang sendiri, dalam perjalanannya telah melewati berbagai kegiatan yang kemudian menjadi salah satu Pramuka SBH yang paling aktif di Provinsi Banten.

Hal itu terbukti dalam suatu perkemahan tingkat daerah, Pramuka SBH Kabupaten Pandeglang menyabet gelar sebagai juara umum.

Kontingen Kwartir Cabang Saka Bakti Husada Gerakan Pramuka Pandeglang menjadi juara umum perkemahan bakti satuan karya bakti husada (Pertihusada) tingkat Daerah Banten yang digelar di bumi perkemahan Cikujang, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang pada 13-16 Mei 2015.

Kemah bakti SBH yang merupakan kegiatan Pertihusada pertama di Banten ini mengusung tema 'Pramuka Saka Bakti Husada, Pelopor Masyarakat Cinta Sehat' ini diikuti 158 Pramuka Penegak dan Pandega dari Kontingen Cabang SBH 8 kabupaten/kota se Provinsi Banten yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten bekerja sama dengan Kwarda Banten.

Saat itu Kontingen SBH Pandeglang terdiri dari dua sangga putra (16 orang) dan dua sangga putri berhasil meraih prestasi sebagai peraih tropi terbanyak dalam kegiatan lomba yang dilaksanakan selama Pertihusada berlangsung yakni sebagai juara satu lomba cerdas cermat, juara ketiga lomba sendratari, juara kedua lomba Poster putra, juara satu lomba poster putri, juara pertama lomba memasak putra-putri, dan juara pertama lomba sapari krida putra-putri.

Saya sendiri akhirnya setahun kemudian pada pertengahan 2016 berhenti dari tugas dan tanggungjawab sebagai Pamong SBH atas permintaan sendiri lantaran alih tugas ke tempat baru hingga saat ini.

Nah, itulah pengalaman saya menjadi Pamong Saka Bakti Husada selama 5 tahun.

Dari pengalaman menjadi Pamong SBH, menjadi anggota Gerakan Pramuka maupun kesakaan memang sebaiknya adalah sesuai dengan minat dan bakatnya.

Dengan memilih berdasarkan minat dan bakat sendiri, diharapkan setiap anggota Pramuka dapat mengekspresikan diri dan mengaktualisasikan potensi mereka secara maksimal melalui kegiatan yang mereka pilih. Semoga bermanfaat.

Salam Literasi

Ade Setiawan, 30.04.2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun