Di kalangan masyarakat agraris sendiri sejak dahulu memiliki suatu kepercayaan terhadap mitos yang diwujudkan dalam sebuah tradisi menghormati dan memuliakan Dewi Sri.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman tradisi turun-temurun tersebut disesuaikan dengan agama yang mereka anut sekarang yakni Islam.
Upacara ritual Mapag Sri untuk menghormati Dewi Padi  tersebut masih dilaksanakan oleh seluruh masyarakat di Kecamatan Sobang dan Panimbang yang prosesinya melibatkan seluruh petani dan masyarakat setempat.
Nah, saat menjelang panen padi seperti tahun ini yang di mulai Bulan April 2024 di berbagai desa di Kecamatan Sobang dan Panimbang, tradisi ini sedang berlangsung.
Tradisi "Mapag Sri" ini masih terawat dan terjaga sampai sekarang, meskipun acaranya lebih sederhana hanya membawa tumpeng, kupat, dan leupet serta doa bersama dipimpin tokoh agama dan dihadiri kepala desa setempat.
Mereka menyebut upacara adat "Mapag Sri" adalah upaya untuk tetap menjaga spirit bertani dan bagian dari mencintai alam semesta.
Meneruskan semangat bertani di Pandeglang Selatan
Dalam suatu kesempatan, DR. Nasir, SP., MBA., MP selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang menghadiri undangan prosesi ritual Mapag Sri, di Desa Bojen Kecamatan Sobang Kabupaten Pandeglang, Rabu 17 April 2024.
"Tadi kita sudah melaksanakan kegiatan Mapag Sri di sini, artinya syukuran sebelum pelaksanaan panen raya," katanya melalui video singkat yang diunggah akun media sosial Instagram DPKP Pandeglang.
Menurutnya, tema Mapag Sri tahun ini yakni menjaga tradisi dan meneruskan semangat bertani.
"Panen hari ini di Desa Bojen Kecamatan Sobang akan panen raya seluas 5.000 hektar dan Insya Allah pada hari ini juga kita akan melaksanakan panen serempak di beberapa kecamatan untuk musim rendeng (musim hujan) atau musim tanam kesatu tahun 2024 yang diperkirakan hampir 40.000 hektar sawah terutama di wilayah tengah dan Pandeglang bagian Selatan," ungkapnya.