Menurut cerita yang berkembang di kalangan tokoh masyarakat setempat, sebelum era tahun 2000-an Mapag Sri ini berlangsung meriah lantaran menghadirkan pertunjukan ruwatan wayang kulit sehari semalam.
Adapun sekarang, dalam ritual ritual Mapag Sri, masyarakat setempat hanya diwajibkan membawa tumpeng, ketupat, dan leupet, kemudian dikumpulkan disebuah areal lapang untuk melakukan doa syukuran dan makan bersama.
Kampung-kampung yang rutin menggelar hajat tersebar di wilayah Kabupaten Pandeglang bagian Selatan, khususnya di Kecamatan Sobang, seperti Desa Sobang, Desa Pangkalan, Desa Kutamekar, Desa Bojen, Desa Kertaraharja, serta Desa Cimanis. Dan Desa Teluklada di wilayah Kecamatan Panimbang.
Menjaga kearifan lokal turun temurun
Tradisi Mapag Sri pada aktivitas pertanian di Kecamatan Sobang dan Panimbang merupakan salah satu kearifan lokal yang memiliki manfaat secara ekonomi, sosial serta pelestarian lingkungan.
Maka dengan demikian keberadaannya dapat berkelanjutan hingga saat ini.
Manfaat ekonomi dapat diperoleh secara langsung dan tidak langsung dari hasil pertanian yang mereka hasilkan semakin tahun yang semakin melimpah.
Begitupun dengan manfaat sosial yakni kepatuhan pada tradisi, bertanggungjawab, kebersamaan, saling berbagi dan kejujuran dalam kehidupan bermasyarakat.
Sementara itu, keselarasan manusia dengan alamnya didasarkan pada pengalaman masa lalu, yang membuat para petani menyadari dan perlunya menjaga keselarasan dengan alam semesta dimana mereka tinggal.
Keberadaan tradisi lokal Mapag Sri yang berupa kearifan terhadap lingkungan tentunya tidak dapat dipisahkan dari kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan alam sekitarnya.
Kebiasaan tersebut berkembang menjadi tradisi yang dipegang sebagai pedoman untuk bertingkah laku positif terhadap alam sekitarnya.
Kearifan lokal tersebut dibangun dari pemahaman masyarakat akan kehidupan di masa lalu yang selaras dengan alam, yang kemudian dituangkan di dalam tingkah laku, pola hidup, dan kebiasaan sehari-hari, serta tentu saja mendatangkan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan, sehingga membentuk ikatan yang kuat antara masyarakat dengan kearifan lokal yang dianut.