See ability, not disability. Lihat kemampuannya, jangan hanya melihat pada ketidakmampuannya. Jargon ini hendaknya mampu menguatkan kembali keyakinan bahwa anak berkebutuhan khusus juga mampu untuk mengaktualisasikan diri mereka sendiri. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak istimewa yang Tuhan ciptakan dengan kondisi yang menyertainya.Â
Anak berkebutuhan khusus ialah anak dengan karakteristik khusus yang ditunjukkan dengan adanya hambatan dan keterbatasan pada fisik, sensori, intelektual, sosial, mental serta emosi.
Dan sebagai bagian dari warga negara, anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak yang sama layaknya anak pada umumnya: Hak untuk hidup, perlindungan, tumbuh kembang, partisipasi juga aktualisasi.
Pemenuhan akan akan hak-hak anak berkebutuhan khusus tentunya tak hanya menjadi sebatas pengetahuan, namun sedianya harus mulai untuk diwujudkan agar anak berkebutuhan khusus mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat dan menunjukkan eksistensinya di masyarakat
Kenyataannya seringkali harapan tak sesuai dengan kenyataan, masih sering dijumpai sulitnya anak berkebutuhan khusus masuk dan berbaur di ruang publik.
Terbatasnya kesempatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan berdampak pada aktifitas anak berkebutuhan khusus yang hanya berada dalam lingkaran rumah dan sekolah.
Tak hanya sulitnya upaya menembus ruang-ruang publik untuk aktualisasi diri, lingkup pendidikan pun ikut terbatas bahkan ada yang sampai tak terjamah pendidikan.
Realita di lapangan, pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus lainnya yakni pembelajaran yang belum sepenuhnya mengarah pada terkuasainya sejumlah kecakapan dan keterampilan yang sesuai dengan bakat, minat potensi, kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal anak, dan kebutuhan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan karakteristik peserta didik (Endang S,dkk; 2010).
Selama ini, pelaksanaan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus masih banyak berfokus kepada hal akademik sehingga hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan bakat, minat dan potensi masih cenderung kurang terfokus. Aktivitas pendidikan yang hanya berfokus pada kegiatan di dalam kelas menjadikan anak berkebutuhan khusus kurang pengalaman dalam hal aktualisasi diri sesuai dengan bakat, minat dan potensi mereka.Â
Kenyataan lainnya di sekolah (hasil observasi dan wawancara kepada beberapa guru SLB yang ada di Balikpapan) memberikan gambaran bahwa pembelajaran khususnya pembelajaran keterampilan masih sebatas pembelajaran keterampilan di kelas.
Di samping itu pula, belum semua sekolah membelajarkan kemampuan pemasaran hasil belajar anak berkebutuhan khusus. Hasil pembelajaran keterampilan keterampilan hanya sebatas dinilai oleh guru dan belum seluruhnya bisa dipasarkan ke publik
Pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus tak hanya sebatas pada aspek pendidikan, namun ada beberapa hal yang utama yakni bagaimana mempersiapkan anak berkebutuhan khusus untuk mampu mandiri dan kembali ke masyarakat dengan penuh percaya diri dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.Â
Maka tidak salah apabila, anak berkebutuhan khusus selain diajarkan pada kemampuan akademik seperti membaca, menulis dan berhitung perlu pula untuk diajarkan keterampilan-keterampilan pilihan yang nantinya dapat memberikan manfaat sebagai bekal kemandirian untuk kembali ke masyarakat.Â
Tak hanya itu, kepercayaan diri juga harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan untuk anak berkebutuhan khusus mengingat adanya keterbatasan yang dimiliki menjadikan anak-anak berkebutuhan khusus cenderung kurang percaya diri untuk berinteraksi, bersosialisasi dan bergabung pada aktifitas-aktifitas yang ada pada ruang publik.
Mengacu pada permasalahan yang ada dilapangan, sejatinya perlu untuk dibahas mengenai upaya untuk menciptakan suatu proses pembelajaran menyenangkan yang kaya pengalaman bagi anak berkebutuhan khusus.Â
Pengalaman belajar yang memfasilitasi anak berkebutuhan khusus untuk tak hanya belajar secara akademik, namun dapat mengembangkan bakat, minat serta potensi mereka.
Di samping itu kesempatan untuk aktualisasi diri meningkatkan kepercayaan diri dari anak berkebutuhan khusus untuk bermasyarakat juga menjadi hal yang utama.
Untuk itu perlu sebuah aksi nyata yang harus dilakukan oleh pendidik bagi anak berkebutuhan khusus untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan memberikan pengalaman belajar bagi anak berkebutuhan khusus.
Aktualisasi Diri Anak  Berkebutuhan Khusus
Setiap anak memiliki kebebasan untuk mengembangkan diri dan hal ini berlaku pula bagi anak berkebutuhan khusus. Dalam UU No. 8 Tahun 2016 dijelaskan bahwa kesamaan kesempatan adalah keadaan yang memberikan peluang dan atau menyediakan akses kepada Penyandang Disabilitas untuk menyalurkan potensi dalam segala aspek penyelenggaraan negara.Â
Hal ini diperkuat kembali dalam BAB III UU No. 8 Tahun 2016 tentang Hak Penyandang Disabilitas yang diantara 22 hak yang disebutkan salah satunya antara lain yakni untuk berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi serta hak untuk hidup secara mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat.Â
Aktualisasi diri bagi anak berkebutuhan khusus menjadi sangat penting karena mereka juga bagian dari masyarakat. Aktualisasi diri menjadi penting peranannya agar anak berkebutuhan khusus tak hanya berkutat pada lingkungan dirinya sendiri.
Hal ini mengandung makna yakni lingkungan sekitar anak berkebutuhan khusus seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat harus senantiasa supportif pada kegiatan yang dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus.
Aktualisasi diri bagi anak berkebutuhan khusus adalah pemberian kesempatan bagi anak berkebutuhan khusus untuk menunjukkan hasil positif selama proses belajar mereka. Adapun bentuk-bentuknya dapat berupa bakat mereka dibidang olahraga, seni, dan budaya.Â
Tak hanya itu, minat dan potensi dari anak berkebutuhan khusus juga bisa merupakan bentuk dari aktualisasi diri mereka seperti kemampuan mereka dalam mengerjakan, menciptakan dan mengolah sesuatu menjadi suatu hal yang berdaya jual seperti membudidayakan tanaman, mengolah bahan baku tertentu menjadi sebuah olahan makanan/minuman dan sebagainya merupakan suatu bentuk aktualisasi diri dari anak berkebutuhan khusus yang patut diapresiasi dan diberikan kesempatan untuk terus berkembang.
Proses belajar yang dikembangkan untuk anak berkebutuhan khusus idealnya mampu menjamah pada hal yang berhubungan dengan kecakapan dan keterampilan yang sesuai dengan bakat, minat dan potensi dari peserta didik.Â
Sejalan dengan pendapat Sima Mulyadi (2006) yang menjelaskan bahwa sejatinya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus hendaknya juga diarahkan untuk membentuk anak berkebutuhan khusus mampu memiliki keberanian dan kemauan menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengatasi problema tersebut, dan jiwa mandiri yang tidak tergantung pada orang lain.Â
Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus idealnya tak hanya berorientasi pada capaian nilai tapi juga mampu menciptakan peserta didik yakni anak berkebutuhan khusus yang menikmati setiap tahapan dari proses belajar dan mampu menjadikannya sebagai pengalaman belajar yang bermakna bagi anak berkebutuhan khusus di masa depannya.
Dengan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak berkebutuhan khusus untuk menggali lebih bakat, minat dan potensi mereka harapannya anak berkebutuhan khusus makin termotivasi untuk belajar setiap harinya.
Anak-anak berkebutuhan khusus diberikan kebebasan yang terarah untuk belajar sesuai dengan bakat, minat dan potensi mereka yang mana harapannya proses pembelajaran dapat berjalan lebih menyenangkan dan bermakna.Â
Disamping itu, anak berkebutuhan khusus juga diberikan kebebasan untuk bisa belajar mengembangkan potensi diri dan menjalankan apa yang disukai sesuai dengan passion mereka tentunya dengan dukungan dan fasilitas dari pihak-pihak yang terkait seperti sekolah, orangtua dan lingkungan.
Hal inilah yang sejatinya dinamakan dengan merdeka belajar bagi anak berkebutuhan khusus yakni memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mereka untuk belajar, berekspresi dan mengaktualisasikan diri sesuai dengan bakat, minat serta potensi mereka.
Ruang Ekspresi
Upaya untuk memfasilitasi anak berkebutuhan khusus dalam hal pengembangan diri sesuai dengan bakat, minat dan potensi tentunya memerlukan perhatian khusus. Diperlukan sebuah kesempatan yang terbuka luas dan ruang yang memang ditujukan bagi anak berkebutuhan khusus, tentunya dengan melibatkan dukungan dari pihak-pihak terkait seperti sekolah, orangtua dan masyarakat. Salah satunya adalah dengan diberikannya ruang ekspresi bagi anak berkebutuhan khusus.Â
Ruang ekspresi yang dimaksudkan adalah upaya memfasilitasi segala bentuk kreativitas anak berkebutuhan khusus akan bakat, minat dan potensi mereka.
Melalui ruang ekspresi inilah, anak berkebutuhan khusus dapat menampilkan bakat, minat dan potensi yang mereka miliki untuk dapat ditunjukkan pada khalayak umum.Â
Adanya ruang ekspresi dapat dianggap pula sebagai bentuk pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, karena sejatinya pendidikan dan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus harus mengarah pada penguasaaan keterampilan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan diri anak berkebutuhan khusus, masyarakat, bangsa dan negara.
Melalui ruang ekspresi, anak berkebutuhan khusus tak hanya di latih untuk mampu berani dan percaya diri menampilkan bakat dan potensi mereka. Potensi-potensi yang mereka miliki sebagai hasil dari belajar disekolah sejatinya juga bisa untuk ditunjukkan kepada khalayak melalui ruang ekspresi.Â
Dengan adanya ruang ekspresi mampu memfasilitasi segala bentuk aktualisasi diri anak berkebutuhan khusus sesuai dengan bakat minat dan potensinya.
Ruang ekspresi tak hanya memberikan kesempatan untuk anak berkebutuhan khusus menunjukkan kemampuannya tapi juga menjadi jalan bagi khalayak umum untuk mampu melihat bahwa anak berkebutuhan khusus juga mampu mandiri.
Masyarakat umum hendaknya bisa juga ikut dilibatkan dalam ruang ekspresi bagi anak berkebutuhan khusus, karena penerimaan dari masyarakat umum menjadi penting bagi anak berkebutuhan khusus untuk mampu mandiri dalam bermasyarakat.
Bentuk dari ruang ekspresi yang familiar di kehidupan sehari-hari seperti dicontohkan adalah dengan pelaksanaan pentas seni. Melalui pentas seni yang selama ini berjalan di Sekolah Luar Biasa khususnya bagi anak berkebutuhan khusus yaitu anak-anak berkebutuhan khusus diberikan kesempatan untuk menampilkan bakat mereka seperti di bidang seni tari, seni musik, dan seni yang lainnya.Â
Mereka diberikan ruang dan kesempatan untuk menampilkan kemampuan yang mereka miliki tentunya dari hasil proses pembelajaran.
Tak hanya di bidang seni, anak-anak berkebutuhan khususpun diberikan kebebasan untuk menampilkan apa saja yang mereka peroleh dari hasil pengalaman belajar mereka seperti membacakan puisi, pantomim, dan bentuk-bentuk seni yang lainnya.
Tak hanya dalam bidang seni, dalam ruang ekspresi apapun bakat, minat, dan potensi anak berkebutuhan khusus ditampilkan termasuk kemampuan anak berkebutuhan khusus dalam hal pengembangan kewirausahaan.
Sembari menyaksikan anak-anak berkebutuhan khusus menampilkan bakat mereka, dalam ruang ekspresi, anak berkebutuhan khusus diberikan kesempatan untuk display hasil karya mereka sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pengalaman mereka belajar keterampilan.Â
Ada anak berkebutuhan khusus yang fokus belajar tata boga dan memiliki kemampuan dalam mengolah makanan dapat ditampilkan dan dijual.
Begitu pula dengan potensi pembelajaran keterampilan yang lain seperti budidaya tanaman, kerajinan tangan, dan beberapa jenis keterampilan yang lain.
Harapannya dengan ruang yang diberikan bagi anak berkebutuhan khusus untuk mengaktualisasikan diri mereka melalui ruang ekspresi dapat menambah semangat anak berkebutuhan khusus untuk belajar dan mandiri..
Penutup
Pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, idealnya berimbang antara pengembangan akademik, kecakapan sosial dan kemandirian. Sejalan dengan pendapat Ishartiwi (2010), bahwa pendidikan khusus hendaknya mampu melayani seluruh siswa yang memiliki permasalahan dan kebutuhan khusus dalam belajar.Â
Hal ini mengingat bahwa tujuan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus pada akhirnya adalah bagaimana anak berkebutuhan khusus mampu mandiri dan survive ketika kembali ke masyarakat. Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus sejatinya harus mampu memberikan manfaat bagi anak itu sendiri.Â
Pengalaman dalam belajar sangatlah penting untuk dapat menjadikan anak berkebutuhan khusus mampu percaya diri, mandiri dan tangguh dalam menjalani kehidupannya.
Memberikan kebebasan belajar bagi anak berkebutuhan khusus salah satunya adalah dengan memilih jenis keterampilan pilihan yang akan dipelajari.
Keterampilan pilihan yang dipilih ini nantinya merupakan keterampilan vokasional yang nantinya dapat menjadi bekal kemandirian bagi siswa.Â
Pemilihan ketrampilan vokasional sesuai minat dan potensi ini merupakan salah satu upaya bagian dari merdeka belajar bagi anak berkebutuhan khusus. Mereka diberikan kesempatan untuk memilih mempelajari keterampilan apa yang mereka minati untuk fokus dipelajari sebagai keterampilan vokasional sekaligus pemasarannya di masyarakat. Â
Memberikan kesempatan dan ruang untuk berekspresi bagi anak berkebutuhan khusus adalah suatu hal yang dinilai perlu. Sebelum benar-benar masuk ke dalam masyarakat, anak berkebutuhan khusus harus mulai dibiasakan untuk percaya diri, masuk, dan berbaur ke dalam lingkungan masyarakat.Â
Dengan memberikan ruang bagi anak berkebutuhan khusus untuk berekspresi, mengeskplorasi dan  bersosialisasi dengan masyarakat harapannya kedepan anak berkebutuhan khusus mampu memanfaatkan pengalaman belajar mereka sebagai bekal kehidupan saat kembali ke masyarakat paska lulus sekolah.
Melalui ruang ekspresi, anak berkebutuhan khusus mampu memupuk rasa percaya diri untuk mengaktualisasikan diri di lingkungan masyarakat dan mampu belajar berbagai pengalaman belajar yang bermakna bagi anak berkebutuhan khusus kelak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI