https://anyflip.com/rcfnt/caog/
Â
Â
 Modul 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi : Pengambilan Keputusan Yang Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai PemimpinÂ
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Perkenalkan nama saya Ade Mamah Suryamah,S.Ag,Calon Guru Penggerak Angkatan 6 dari SDN Pipitan Kec.Walantaka Kota Serang.
Saya ucapkan terima kasih kepada Fasilitator Bapak Nana Suryana,S.Pd,M.Pd ,yang selalu membimbing ,mengarahkan dan mensuport saya.
Begitu juga Ibu Raden Yosavianti,M.Pd selaku pengajar peraktik yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingannya dengan sabar kepada saya.
Dalam tulisan ini ijinkan saya untuk membahas modul 3.1 mengenai pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin yang tertuang dalam Koneksi Antar Materi.
Pada koneksi antar materi ini terdapat beberapa pertanyaan yang harus CGP jawab satu persatu. Tujuan penugasan dalam koneksi materi ini agar CGP mampu merefleksikan dan menambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan .Namun sebelumnya mari kita renungkan kutipan kalimat bermakna dibawah ini.
"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik" (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert
Pendidikan tidak sekedar mentransfer ilmu dari guru kepada muridnya saja,melainkan seorang pendidik harus mampu menuntun segala kodrat murid-muridnya untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Seorang pendidik harus menjadi tauladan bagi lingkungannya baik disekolah maupun dimasyarakat.Dalam mengambil suatu keputusan,seorang pendidik juga harus berpihak kepada murid. Untuk mengetahui keterkaitan modul 3.1 ini dengan modul-modul lainnya,saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Sebagai seorang guru,semua tingkah lakunya dijadikan role model bagi murid-muridnya hal ini sesuai denag filosofi Pratap Triloka KHD ing ngarso sung thulodo artinya seorang guru harus dapat menjadi tauladan dan memberikan contoh praktik baik melalui pembasaan-pembiasaan yang positif kepada murid-muridnya.
Dengan pertimbangan asas paratap triloka KHD khususnya ing ngarso sung thulodo,guru dapat mengambil keputusan yang bertujuan menciptakan budaya positif,aman,nyaman dan kodusif.Ing Madyo Mangun Karso artinya seorang pendidik harus dapat membangun motivasi,semangat,dan dorongan dari tengah.
Tut Wuri handayani artinya seorang pendidik mampu  memberikan dukungan,dorongan dari belakang.Jadi seorang pendidik harus menjadi teladan dan panutan bagi murid-muridnya,memberikan motivasi,semangat dan mendorong demi kemajuan murid-muridnya.Dalam mengambil suatu keputusan seorang guru yang merupakan pemimpin pembelajaran harus benar-benar bijaksana,dan tepat terhadap keputusannya dengan memprioritaskan kepada murid.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Seorang Pendidik mestinya memiliki nilai-nilai kebajikan  yang tertanam dalam dirinya.Nilai-nilai kebajikan itu diantaranya kejujuran,tanggung jawab,integritas,percaya diri,bersyukur,kesabaran dan masih banyak lagi nilai-nilai yang positif yang tertanam dalam hati seorang guru.Jika dalam diri seorang pendidik sudah tertanam nilai-nilai kebajikan dan tercermin dalam prilakunya akan mudah sekali untuk memberikan pengajaran dan pendidikan kepada murid-muridnya. Selain itu jika seorang pendidik tersebut calon guru penggerak, ada nilai-nilai yang harus dipegang teguh dalam melaksanakan pembelajarannya,yaitu nilai mandiri,reflektif,kolaboratif,inofativ dan berpihak kepada murid.
Ketika kita menghadapi masalah yang mengandung dilemma etika,ada nilai-nilai kebajikan yang mendasari yang bertentangan dengan kebenaran,keadilan,kebebasan,toleransi,tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.
Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dari permasalahan yang mengandung dilemma etika atau bujukan moral,sangat penting sekali menjunjung nilai-nilai atau prinsip sebagai pendekatan dalam pengambilan keputusan agar keputusan tersebut tepat,dan dapat diterima oleh semua pihak,dan yang paling utama kepentingan atau prioritas utama untuk anak didik kita.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Pada materi pengambilan keutusan  yang berkaitan dengan "coaching" yang diberikan pendam[ping atau fasilitator dalam proses pembelajaran ,saya merasa terbantu dengan memberikan bimbingan agar saya terus berlatih dan juga mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah keputusan yang diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
Seorang pendidik harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta kondisi sosial dan emosional dari muridnya . Seorang guru harus memiliki keterampilan coaching untuk menggali kemampuan orang lain dalam memecahkan masalahnya.Seorang siswa harus mampu menyelesaikan permasalahannya dalam belajarnya .Â
Pentingnya pendekatan Coaching dilaksanakan oleh guru, karena guru dalam hal ini sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik yang berbobot sehingga murid dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.Â
Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Coaching dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat yang akan berpengaruh sehingga terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan demikian akan berpengaruh bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sesi coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga pada saat menentukan suatu permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan tehnik coaching, dengan alur TIRTA (Tujuan umum,Identifikasi masalah,Rencana aksi dan Tanggung jawab), konsep coaching dengan alur TIRTA ini sangat ideal sekali apabila dikombinasikan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan  sebagai evaluasi dan analisis terhadap keputusan yang akan kita ambil ,sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat ketika menentukan dilemma etika ataupun bujukan moral.Keputusan yang minim resiko dan dapat diterima semua pihak dan berpihak kepada murid.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Sebagai seorang pendidik,kita harus memahami karakter,minat dan kebutuhan beajar murid-muridnya,serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.Â
Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills).Â
Dengan demikian terciptalah pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing.Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan.Â
Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan dan keberpihakan pada anak didik .
Oleh karena itu kompetensi sosial emosional(KSE) sangat diperlukan agar guru dapat focus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan bijaksana dan tepat untuk mewujudkan merdeka belajar baik dikelas maupun disekolah.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi apakah permasalahan tersebut merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Jika seorang pendidik mampu mengidentifikasi permasalahn yang dihadapinya dengan mengutamakan keberpihakan terhadap kepentingan murid,seorang guru dapat dengan mudah membuat solusi tepat dari setiap permasalahn  yang terjadi.
Dengan nilai- nilai yang dimiliki seorang pendidik tersebut, baik nilai inovatif, kolaboratif, mandiri dan reflektif, dan berpihak kepada murid.Nilai-nilai tersebut akan mendorong kita sebagai pendidik untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran ,benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya murid-murid.
Dan seorang pendidik akan dapat mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab melalui berbagai pertimbangan dan langkah pengambilan dan pengujian sebuah keputusan terkait permasalahan yang terjadi.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita sering dihadapkan pada situasi dimana kita diharuskan mengambil suatu keputusan, namun terkadang dalam pengambilan keputusan terutama pada situasi dilema kita masih kesulitan misalnya lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak memberikan kepercayaan karena merasa lebih berwenang, dan meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang serta adanya opsi benar lawan benar atau sama-sama benar.Â
Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral.Â
Jika kasus tersebut merupakan dilema etika, sebelum mengambil sebuah keputusan kita harus mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang kita ambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya. Intinya pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Dalam pengambilan keputusan baik yang mengandung dilemma etika maupun bujukan moral sering kali saya merasa kesulitan karena masalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun.
Terkadang apapun keputusan mengenai asus dilemma etika dapat dibenarkan secara moral,tetapi perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan.Yang pertama,selama ini terkadang sistem memaksa guru untuk untuk memilih pilihan salah satu yang kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid.Yang kedua,terkadang pemimpin pengambilan keputusannya  tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan.
Ketiga,terkadang guru juga tidak ingin melibatkan rekan guru lainnya dalam menghadapi dilemma etika atau bujukan moral,jika ada masalah mereka tidak disampaikan dalam forum rapat untuk dimusyawarahkan Bersama sehingga timbul pertentangan-pertentangan yang sulit untuk diambil keputusannya.Yang keempat ketika berhadapan pada suatu dilema etika individu lawan masyarakat (dalam konteks di sekolah). Kecenderungan pendapat individu (kelompok kecil) akan terpatahkan oleh masyarakat (kelompok besar). Sebagai contoh, dalam pengambilan keputusan kenaikan kelas bagi anak yang memiliki kompetesi pengetahuan rendah tetapi memiliki nilai karakter yang baik.Yang ke lima kekhawatiran jika keputusan yang diambil justru berdampak tidak baik (merugikan) bagi sebagian besar suatu pihak.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Untuk menjadi seorang pemimpin pembelajaran bebannya sangat berat karena memegang Amanah yang harus dijalankan dengan bijak.Hal ini berpengaruh pada pengambilan keputusan sebagai pemimpin yang harus mengimbangi semua prioritas yang terpenting.sesuai ungkapan Bapak menteri pendidikan Indonesa berikut ini."Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik.Â
Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan transformasional, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid?" (Nadiem Makarim, 2020) Pada proses pendidikan merdeka belajar,pembelajaran yang dilakukan harus berpihak kepada murid.Pengambilan keputusannyapun hendaknya "menuntun"agar dapat memberikan ruang bagi murid untuk mengemukakan pendapat dan mengekspresikan ilmu-ilmunya secara merdeka.Â
Dengan demikian murid-murid dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan pilihannya sendiri tanpa paksaan dan campur tangan orang lain,guru hanya memfasilitasi,mengarahkan dan membimbing saja.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Pengambilan keputusan bagi seorang pendidik harus keputusan yang tepat, benar dan bijak melalui pengujian benar salah menggunakan lima uji yaitu uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji publikasi dan uji panutan atau uji idola akan menjadikan pengambilan keputusan kita akurat dan teruji sehingga tidak menyesatkan murid-murid.Pada proses pembelajaran berdiferensiasi yang melihat kebutuhan belajar murid memberikan kesempatan kepada murid untuk merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri.Â
Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.Seorang guru harus dapat mengambil keputusan yang tepat dan bijak,karena guru sebagai role model yang akan berpengaruh pada murid-muridnya dimasa depan.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
  Kesimplan yang didapat dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya adalah :
Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau keterampilan  yang harus dimiiki oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran sesuai filosofi KHD yaitu berpihak kepada murid.
Pengambilan keputusan harus mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan yang tertanam pada pemimpin pembelajaran(guru)diantaranya mandiri,kolaboratif,inovatif,reflektif dan berpihak kepada murid.
Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran harus memiliki kompetensi sosial emosional(KSE) agar dapat mengelola hatinya sehingga keputusan yang diambil tepat.
Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar dan juga berdasarkan 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai kebajikan.
Dalam pengambilan keputusan juga seorang guru harus mampu menguasai keterampilan coaching dengan alur TIRTA agar dapat menuntun dan memaksimalkan potensi murid-muridnya.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Yang saya fahami dari konsep-konsep modul ini,ada 4 paradigma pengambilan keputusan,yaitu:
- Individu lawan masyarakat
- Keadilan lawan rasa kasihan
- Kebenaran lawan kesetiaan
- Jangka pendek lawan jangka Panjang
      Selain itu juga terdapat 3 perinsip dasar untuk pengambilan keputusan.
- Berfikir berbasis akhir
- Berpikir berbasis aturan
- Berfikir berbasis rasa peduli.
      Ada 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
- Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
- Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
- Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
- Pengujian benar atau salah(uji legal,uji regulasi,uji instuisi,uji publikasi,uji panutan/idola)
- Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
- Melakukan Prinsip Resolusi
- Investigasi Opsi Trilema
- Buat Keputusan
- Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah ternyata dalam pengambilan keputusan banyak sekali yang harus dipertimbangkan dan butuh pemikiran bersama,dan melihat paradigma,prinsip dan langkahnya.Selama ini saya berpikir memutuskan sebuah dilemma harus secepatnya agar cepat diambil Tindakan tidak mempertimbangkan pihak-pihak lain yang akhirnya ada yang merasa dirugikan.
12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelumnya saya pernah mengambil sebuah keputusan baik yang bersifat bujukan moral atau dilemma etika,tetapi tidajk berdasarkan 3 prinsip,4 paradigma dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak mempelajari konsep modul 3.1 ini sangat bermanfaat sekali bagi diri saya pribadi karena pada akhirnya saya dapat mengetahui tentang cara pengambilan keputusan terutama jika saya menjadi seorang pemimpin.Dengan mempelajari modul ini untuk kedepannya saya akan mencoba menerapkan 3 prinsip,4 paradigma dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar dilemma yang diputuskan dapat diterima oleh semua pihak dan tidak ada yang dirugikan juga minim resiko yang bersifat negative.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Bagi saya materi pada modul 3.1 ini sangat penting dan bermakna,karena sekolah merupakan "institusi moral" yang didalamnya terdapat dilema2 etika ataupun bujukan moral yang perlu diputuskan  dengan bijak,agar terwujud merdeka belajar dan membentuk profil pelajar Pancasila.Oleh karena itupenting sekali bagi seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran pembelajaran memiliki keterampilan memutuskan dengan tepat sesuai pengetahuan yang terdapat dalam modul ini.
Demikian koneksi antar materi yang saya paparkan ,saya menyadari masih banyak ilmu yang saya harus pelajari karena saya merasa sedikit sekali ilmu yang saya peroleh.Untuk itu mohon masukan dan sarannya untuk perbaikan kedepannya.Harapannya saya menjadi lebih baik lagi,melalui proses perbaikan-perbaikan.Saya yakin sebuah proses yang dianggap suli akan dapat memetik buahnya dari proses tersebut.
Alhamdulillahirobbil 'alamiin.
Guru tergerak,bergerak dan menggerakan .Guru bergerak Indonesia akan maju.
SALAM DAN BAHAGIA
Terima Kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H