Mohon tunggu...
Adellia Rosa
Adellia Rosa Mohon Tunggu... -

Seperti keping mata uang, semua memiliki dua sisi. Baik atau buruk? Well, saya tidak peduli :)\r\n\r\nhttp://adelliarosa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Peri Hujan, Angin dan Raja Petir

4 Februari 2012   02:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:05 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kenapa bisa begitu?” teriak Banyu, seketika angin langsung bertiup kencang, menerbangkan beberapa tanaman milik Raja Petir Tua.

“Bayu! Jangan berteriak begitu! Lihat angin menjadi begitu kencang karena suaramu!” pekik Rania.

Bayu mengangguk dengan tersipu-sipu. “Maafkan aku, aku terlalu kaget mendengarnya.” ujar Bayu kembali berbisik. Seketika angin kencang itu menghilang.

“Kenapa petirmu bisa hilang?” tanya Rania. Raja Petir memandang Rania dengan sedih.

“Oh Rania, aku tak kan bisa menemanimu dengan petir lagi saat kau menurunkan hujan.” isaknya. Rania menepuk-nepuk pundak Raja Petir dengan lembut, menenangkannya.

“Tenanglah Raja Petir. Ceritakan pada kami.” Ujar Rania, Bayu mengangguk setuju disebelahnya.

“Semalam aku bertengkar dengan kakakku, Raja Guntur.” Raja Petir mengawali ceritanya sambil menatap Rania dan Bayu bergantian.

“Raja Guntur mengatakan, seharusnya ialah yang memiliki petir, karena ia lebih tua dariku. dia mendorongku berkali-kali. Sebenarnya aku berniat menyambarnya dengan petirku, tapi aku tak ingin menyakiti kakakku sendiri. Namun, Raja Guntur malah menyerangku terus menerus. Dengan gesit dia berhasil merebut petirku dan membawanya pergi.” Raja Petir kembali tertunduk sedih.

Petir milik Raja Petir berbentuk seperti kilat dan berwarna perak. Petir itulah yang menyebabkan adanya kilat yang menyambar-nyambar diiringi suara gemuruh yang kencang. Raja Guntur hanya bisa membuat suara gemuruh tanpa diiringi kilat yang menyambar. Karena itulah Raja Guntur merasa iri pada Raja Petir.

“Apa ayahmu tidak membantumu?” bisik Bayu. Raja Petir menjawab dengan suara yang lirih.

“Ayah sudah tua. Dia sudah tidak memiliki kekuatan apapun lagi. Kekuatan petir dan guntur sudah diwariskannya padaku dan kakakku. saat akan menengahi perkelahian kami, Raja Guntur mendorong ayahku sampai terpelanting.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun