Di suatu negeri yang terletak di atas awan, terdapat seorang peri hujan yang bernama Rania. Rania bertugas menurunkan hujan, dan ia bersahabat dengan Raja Petir. Raja Petir selalu menemani Rania dengan petirnya yang berkilat-kilat keperakan saat hujan turun.
Suatu hari, Rania harus menurunkan hujan di suatu desa yang kekeringan. Desa itu letaknya jauh di selatan, sehingga Rania harus mengendarai Angin untuk bisa sampai disana. Sudah menjadi kewajiban Rania untuk membawa sekeranjang butiran-butiran hujan yang akan diturunkan di desa itu.
Rania menunggu Raja Petir sembari duduk bersila diatas awan yang lembut. Aneh sekali, Raja Petir tak kunjung datang. Biasanya jika Rania akan berangkat menurunkan hujan, Raja Petirlah yang menjemputnya. Rania menunggu Raja Petir dengan sabar. Akhirnya ia bersiul memanggil Angin yang juga sahabatnya. Angin itu bernama Bayu.
“Ayo Rania, kau sudah siap pergi ke desa di selatan? Penduduk desa itu pasti sudah menunggu hujanmu.” Kata Bayu berbisik pada Rania. Bayu memang selalu berbisik, karena kekuatan suaranya yang sungguh luar biasa. Jika Bayu berteriak sedikit saja, angin kencang akan muncul akibat suaranya.
“Aku masih menunggu Raja Petir.” Jawab Rania.
“Baiklah, ayo kita jemput Raja Petir dirumahnya.” kata Bayu. Rania mengangguk setuju, dia langsung menaiki punggung Bayu.
Bayu segera terbang membawa Rania ke rumah Raja Petir. Sesampainya di rumah Raja Petir, mereka bertemu dengan Raja Petir Tua, ayah dari Raja Petir.
”Kalian mencari Raja Petir?” tanya lelaki tua dengan jenggot yang melambai hingga dadanya itu.
“Benar paman. Hari ini aku harus menurunkan hujan di selatan. Biasanya Raja Petir menemaniku.” Jawab Rania sopan.
“Baiklah, kupanggilkan Raja Petir, namun dia sedang bersedih.” Kata raja tua itu.
Rania menoleh pada Bayu dengan tatapan bingung. “Kenapa Raja Petir bersedih?” tanya Rania. Bayu hanya menggelengkan kepalanya, merasa sama bingungnya dengan Rania.
Setelah beberapa lama, Raja Petir keluar dari rumah bersama ayahnya. Raja Petir Tua membawa sekeranjang buah persik yang sangat lezat.
“Ini silakan dimakan.” Kata Raja Petir Tua sambil berjalan kembali memasuki rumah. Rania mengangguk dengan sopan, sementara Bayu sangat kegirangan, dia sangat menyukai buah persik. Langsung saja, dia memakan dua biji sekaligus. Rania tertawa melihat tingkah Bayu. Namun aneh, Raja Petir yang biasanya ceria, tampak sangat murung.
“Raja Petir, kau kenapa?” tanya Rania sambil duduk di sebelah Raja Petir. Raja Petir menunduk dengan sedih.
“Petirku dicuri.” jawabnya. Rania sangat terkejut. Bayu yang sedang mengunyah buah persik sampai tersedak dibuatnya.