Mohon tunggu...
Adelia Kusuma Wardhani
Adelia Kusuma Wardhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa pendidikan kimia

Mengisi hari-hari dengan tugas kuliah dan hal-hal baru di berbagai bidang untuk terus meningkatkan daya pikir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Al-Quran dan Sejarah Panjang Pembuatannya

8 Mei 2022   22:10 Diperbarui: 11 Mei 2022   18:29 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan standarisasi ini, semua mushaf yang menyimpang dari standar yang telah ditetapkan dan diperintahkan untuk dimusnahkan (dibakar). Dengan cara ini, Utsman berhasil mencegah potensi bahaya konflik di masa depan antara umat Islam atas membaca dan menulis Alquran. Naskah itu kemudian disempurnakan pada tahun 1933 oleh dua pejabat Umayyah, Ibn Muqlah dan Ibn 'Isa, dengan bantuan Ibn Mujahid. Ibn Mujahid mengenali adanya tujuh corak pembacaan Al-Qur'an, yang berkembang karena tidak adanya huruf vokal dan tanda baca. (Philip K. Ditemukan 2005 2005 155).

Al-Qur'an sangat beragam dan kaya akan bacaan dan maknanya. Namun, menurut kebijakan politik khalifah Utsman, Al-Qur'an tersedia dalam bentuk tunggal. Ini adalah Al-Qur'an versi mushaf Utsmaniyah. Inilah Mushaf yang dianggap paling sah dan benar hingga saat ini. Tentu saja, dari sudut pandang para khalifah saat itu, yang memiliki inisiatif dan kewenangan untuk membukukannya, itu sah dan pantas. Dari sudut pandang ini, munculnya Utsman sebagai mushaf resmi umat Islam adalah hasil dari interpretasi, dari hasil seleksi, penghapusan dan proses tambahan dari berbagai naskah yang berkembang saat itu. Ignaz Goldziher, 2006:X)

Keempat: fase Pemberian titik dan baris pada Al-Qur'an 

Dalam beberapa referensi diutarakan bahwa yang pertama kali memperoleh ide pemberian tanda bacaan terhadap mushaf Al-Qur'an adalah Ziyad bin Abihi. Beliau adalah seorang gubernur yang diangkat oleh Mu'awiyah bin Abi Sufyan r.a. untuk wilayah Bashrah (45-53 H). Kisah munculnya ide itu dimulai ketika Mu'awiyah menulis surat kepadanya agar mengutus putranya, 'Ubaidullah, untuk bertemu Mu'awiyah. Ketika 'Ubaidullah datang menemuinya, Mu'awiyah kaget melihat bahwa anak muda itu telah berbuat banyak al-lahn dalam pembicaraannya. Mu'awiyah pun mengirimkan surat teguran kepada Ziyad atas peristiwa itu. Tanpa buang waktu, Ziyad pun menulis surat kepada Abu al-Aswad al-Du'aly. 

Pertama: Mu'awiyah bin Abi Sofyan memberikan tugas kepada Abul Asad Ad-dualy untuk memberikan tanda bacaan (I'rab) di setiap kalimat dalam bentuk titik untuk menghindari kesalahan dalam membaca. 

Kedua: Abdul Malik bin Marwan memberikan tugas kepada Al Hajjaj bin Yusuf untuk memberikan tanda titik sebagai pembeda antara huruf yang satu dengan huruf yang lain (Baa'; dengan satu titik di bawah, Ta; dengan dua titik di atas, Tsa; dengan tiga titik di atas). Saat itu Al Hajjaj meminta bantuan kepada Nashr bin 'Ashim dan Hay bin Ya'mar. 

Ketiga: Arah Peletakan baris atau tanda baca (i'rab) seperti: Dhammah, Fathah, Kasrah dan Sukun, mengikuti arah pemberian baris yang telah dilakukan oleh Khalil bin Ahmad Al Farahidy. 

Hikmah Diturunkannya Al-Quran Secara Berangsur-angsur

Al-Qur'an yang menjadi kalam Allah diturunkan dari Malaikat Jibril sampai Nabi Muhammad secara bertahap sekitar 22 tahun 2 bulan 22 hari. Penurunan bertahap ini karena Al-Qur'an lebih besar dari buku-buku lain yang sebelumnya diwahyukan oleh Allah. Beberapa hikmah Al-Qur'an menurunkannya secara bertahap adalah sebagai berikut. 

1. Meneguhkan jiwa Nabi Muhammad 

Pasti sesuatu yang dipelajari dan diintegrasikan sedikit demi sedikit lebih efektif daripada ajaran yang diterima semua sekaligus. Begitulah Al-Qur'an, ayat demi ayat hampir setiap hari dibawa ke Nabi Muhammad oleh Jibril. Setiap ayat yang diberikan Jibril membawa ajaran dan persoalan baru kepada Nabi dimana berisi bekal dan bimbingan untuk mengatasi masalah umat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun