Saat pemujaan berlangsung Yanlik datang membawa mawar putih dan membangunkan Atma dari pingsannya. Sedangkan mata ikhlas mendelik melihat Atma mulai sadar.
"Ini di mana, Sayang?"Â
Ikhlas hanya diam seribu bahasa karena dia takut dengan mawar putih yang di bawa YANLIK. Atma keluar kamar setelah Yanlik memberikan cairan kentut alamiah ke muka ikhlas. Seketika wajah ikhlas terbakar dan tubuhnya perlahan mengering dan menjadi debu. Hanya mata dan hatinya yang tidak menjadi debu. Kemudian di jadikan koleksi hiasan untuk kalung Yanlik.
Sedangkan jauh di kamar yang lain Gigip geram dan mengutuk Yanlik.
"Ini ulahmu, Lintang! Seandainya dulu membiarkan seorang janda selamat, maka ilmu tidak menitis kepada Yanlik." Mata Gigip mulai berapi dengan tingkat terpanas.
Bersambung
Bekasi, 8 Desember 2018.
07: 15
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H