Yanlik tidak menyukai Hip mode on yang di setel Jio. Mata Yanlik sedikit merah karena menahan amarah dan pada akhirnya sentuhan tangan Yanlik membuat Jio pergi begitu saja. Padahal jauh di balik hati Atma mulai ada sesuatu ketertarikan. Tetapi Atma membiarkan Jio pergi tanpa melangkah lebih jauh ataupun menoleh.
Tiba-tiba Atma mendengarkan suara seseorang sedang mengaji. Suara pria itu menarik minatnya untuk sedikit mengetahui siapa orang yang sedang mengaji di taman.
Dan Atma melihat pria plus wajah manisnya.
'Lihat itu, Yanlik. Dia begitu tampan, bukan? Aku inginkan DIA.' Atma bicara setengah berbisik. Sedangkan Yanlik mencari cara agar pria itu mau menjadi pacar Atma.
"AHA! Aku punya ide." Yanlik pada akhirnya menemui pria itu dengan sembunyi-sembunyi.Â
Setengah jam kemudian, pria itu di bawa YANLIK dan berkenalan dengan Atma, Â akhirnya malam Minggu nanti Atma tidak kesepian lagi. Ada Ikhlas yang menemani. Dengan hitungan jam ikhlas mampu membuat Atma merasa nyaman.
Malam pada akhirnya datang. Rencana untuk mengambil tubuh Atma segera akan berlangsung. Ikhlas sudah sepenuhnya membawa segala bekal untuk pemujaan pergantian arwah.
Atma sudah siap untuk pergi. Ikhlas sudah datang sejak sejam yang lalu dan menanti dengan jenuh di teras rumah bersama Yanlik. Aneh sekali, malam ini Yanlik tidak mau ditinggalkan. Melihat wajah sayu itu, akhirnya Atma membawanya serta. Diikuti senyuman kecut Ikhlas.
Rumah makan yang di rencanakan sudah menanti tubuh Atma. Trio kadut lengkap begitu juga dengan Gigip yang menyamar menjadi pelayan.
Ting tong Ting tong ....
Jam dinding menegur rencana. Saat Atma mulai sedikit hilang kesadaran, akibat makanan yang di konsumsi tadi. Ikhlas memapahnya menuju sebuah kamar. Tubuh Atma di baringkan dan si sampingnya ada ruh lintang yang terjebak pada sebuah kalung sudah sekian lama.