Mohon tunggu...
Ade Kumalasari
Ade Kumalasari Mohon Tunggu... Editor - Student at Goethe Universität

I-want-to-go-around-the-world-in-80-days Sagittarius | Write from Frankfurt am Main, Germany. http://www.travelingprecils.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mas Menteri, Tolong Kampanyekan Membaca untuk Kesenangan

5 Desember 2019   04:29 Diperbarui: 5 Desember 2019   11:08 2355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu anak di Dusun Tangga, Desa Selengen, Lombok Utara tampak membaca buku yang baru didapatnya.(KOMPAS.com/ Karnia Septia)

Saya membacakan nyaring (read aloud) untuk anak-anak saya sejak mereka balita. Sebelum mereka masuk SD, saya biasanya membacakan buku-buku bergambar (picture books) dengan cerita menarik. 

Tidak hanya membacakan saja, saya ajak anak-anak untuk mendiskusikan cerita tersebut. Saya tanyakan apa dia menyukai ceritanya, apa pendapat dia tentang cerita tersebut, bagaimana kalau dia ada dalam posisi si tokoh dalam cerita, apa dia setuju dengan ending dari penulis, atau apakah dia punya ide yang lebih bagus untuk mengakhiri cerita. Biasanya, malah saya yang terhibur mendengarkan gagasan anak saya.

Suami saya, Nino Aditomo, mengambil alih ketika anak-anak masuk SD. Saya ingat dia membacakan nyaring untuk Anindya setiap malam, kali ini chapter book (novel anak yang ada babnya). Setiap malam satu bab, hanya sekitar 3-5 halaman saja. 

Buku-buku ini masih ada sedikit ilustrasinya untuk membantu anak berimajinasi, tapi sudah lebih banyak teksnya. Contoh buku klasik yang dibacakan Nino untuk Anindya di tahap ini antara lain "Wind in The Willows", "Pollyanna", "Black Beauty", dan "Secret Garden".

Nino masih terus membacakan nyaring untuk Anindya setiap malam sampai dia kelas 2 SD (usia 8 tahun), meskipun Anindya sudah bisa membaca sendiri. Ketika membacakan cerita, Nino tidak sekadar membaca. 

Dia melatih kemampuan Anindya untuk memahami bacaan, berempati pada tokoh-tokoh dalam cerita dan juga mengembangkan imajinasi. Sebelum mulai membacakan, Nino bertanya pada Anindya, "Kemarin sampai mana ya?" "Apa yang terjadi sama Si Tokoh?" Ini untuk mengecek pemahaman anak. 

Ketika ada kosakata yang dirasa sulit dipahami, Nino mengecek, "Tahu nggak artinya kata ini?" Nino juga memberikan jeda ketika ada kejadian dramatis, dan memberi komentar. 

Dia juga tak segan menanyakan pendapat anak. Setelah selesai satu bab, Nino menanyakan apa yang kira-kira akan terjadi di bab selanjutnya. Kegiatan yang hanya perlu waktu 15 menit per hari ini dampaknya luar biasa untuk kemampuan literasi Anindya. 

Anak saya ini keterusan kasmaran membaca sampai dia remaja. Setelah dibacakan oleh ayahnya, dia mulai tertarik membaca sendiri buku-buku Roald Dahl, Enyd Bliton, JK Rowling, dan JRR Tolkien. Di usia 13 tahun, dia sudah khatam (memahami dan menikmati) novel filsafat Dunia Sophie.

***

Memberikan bacaan yang menyenangkan untuk anak sangat penting agar nantinya anak mengasosiasikan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan. Sayangnya tidak semua orang tua atau guru mempunyai keterampilan yang cukup dalam memilih bacaan anak yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun